12

540 41 0
                                    

Renita masih asyik membuat adonan pastry karena pengunjung 24/7 sangat ramai. Kemarin ia kecewa dengan Eri karena cowok itu tidak datang saat jam sibuk 24/7. Renita sempat mendiami Eri sampai beberapa jam.

Tadi sebelum ke kampus, Eri mampir sebentar ke 24/7 untuk melihat keadaan kafenya. Ia sempat meminta maaf pada Renita, tapi Renita tidak merespon.

Bas yang asyik meng-grinder biji kopi sepertinya paham jika Renita sedang ngambek. Dari tadi ia diam saja karena takut Renita marah jika ia bertanya macam-macam. Leo sendiri baru ke coffee shop saat jam 12 siang nanti. Ada kegiatan di kampus katanya. Bas yang sudah lulus dari kuliah , akhirnya menemani Renita di coffee shop bersama dua barista lainnya.

"Lo baik-baik aja,Ren? Kecapekan?"

Bas tadi melihat Renita menghela nafas panjang sambil memijit lengan kanannya. Mungkin Renita kecapekan karena sendirian membuat pastry yang lumayan banyak.

"Dikit. Rame banget ya."

Renita terlihat memaksakan senyuman. Dari wajahnya saja,Bas tahu kalau Renita capek. Ia lalu membuatkan es kopi susu,minuman yang sedang hits saat ini untuk Renita.

"Ngopi dulu."

"Tapi Bas..."

"Eri nggak bakalan marah kecuali lo diemin dia kayak tadi. Dia nggak suka diacuhkan. Dan..."

Renita melengos.

"Gue diemin dia karena dia nggak datang semalam padahal udah janji."

"Eri nggak datang karena adiknya ngilang. Dia itu tipikal kakak yang super bertanggungjawab. Awalnya dia nggak mau bikin coffee shop ini. Tau kenapa?Dia pengen jaga adiknya. Menjaga yang bener-bener menjaga kayak antar-jemput Cassia atau kalau perlu nungguin Cassia di sekolah."

Renita terdiam beberapa saat.

"Jangan jealous semisal waktu yang Eri punya ia habiskan buat Cassia. Dia cuma pengen menjaga sesuatu yang berharga baginya. "

Ada sesuatu yang membuat hati Renita tersentuh. Eri memang sering tidak tepat waktu, tapi dibalik itu semua, Eri menyayangi orang-orang disekitarnya.

***

Dari jam pertama, Cassia tidak semangat belajar. Ia hanya menelungkupkan kepalanya di meja sambil mengelap ingusnya yang tak kunjung berhenti.

Jam ketiga,tidak ada pelajaran karena ada rapat guru. Hanya ada tugas biologi membuat kliping virus. Banyak siswa yang keluar kelas untuk sekedar nongkrong di kantin atau gosip di kelas sebelah yang juga jamkos.

Cassia yang biasanya antusias dengan jamkos, akhirnya hanya bisa menutup matanya sembari menghirup udara kuat-kuat.

"Cas, kayaknya lo pulang aja deh. Gue bilangin sama Bagas ya?"

Cassia tidak menjawab. Kalau ia pulang, kesempatan bertemu Jason di jam istirahat nanti akan hilang, tapi kalau ia tetap di sekolah,ia sendiri tidak bisa menjamin apakah dirinya kuat dengan kepala yang serasa dikelilingi ribuan anak ayam yang berputar.

Jeje keluar kelas mencari Bagas yang biasanya ke perpus untuk mencari bahan tugasnya. Sementara itu Cassia duduk sendirian sebelum sebuah teriakan berhasil membuatnya mengangkat kepala dengan malas.

"Cassia....tumben lo nggak ke kelas?"

Itu suara Gi. Disampingnya ada Karina membawa picnic time basket yang berisi tahu kriuk dan stik ketela. Tujuannya sudah jelas, berdagang. Tujuan  lainnya,ya mencari bahan ghibah buat di kelas nanti. Tiada hari tanpa ghibah, begitulah prinsip Karina.

"Gue...sakit mbak."

"Oh my God. Fix,lo harus pulang. Gue anter ya? Gue ambil tas dulu. Heh, Karina. Lo bantuin Cassia beres-beres barangnya ya."

My Possessive BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang