31

336 29 0
                                    

"Jef,lo pernah mikir nggak kalo papa lo nggak sayang sama lo?"

Malam itu Jason tidak pulang ke rumah. Tidak,dia tidak minggat. Dia beralasan ke rumah Jeffrey untuk meminta bantuan mengerjakan tugas yang rumit. Awalnya Jaden sangat heran,terlebih selama ini Jason selalu belajar sendirian,tanpa perlu bantuan karena otaknya sudah encer sejak embrio. Untungnya Jeffrey berhasil meyakinkan papa Jason dan membuat laki-laki itu--mau tidak mau mengijinkannya.

Sekarang mereka duduk di balkon di apartemen Jeffrey yang cukup luas. Jelas apartemen Jeffrey lebih besar dari apartemen Jovan,tapi urusan kebersihan dan kerapian...lebih terlihat seperti kapal pecah.

Mereka duduk di balkon sembari menikmati kacang rebus dan cola, minuman yang selalu ada di kulkas Jeffrey karena mama melarang dengan keras Jeffrey meminum alkohol. Ya meski Jeffrey hobinya mimik-mimik cantik di bar bareng cewek bahenol. Eits,tenang. Nggak sampai Ons atau having sex,cuma sebatas mimik dikit atau ngerokok.

"Daripada mikir dia nggak sayang,dia kayak benci deh sama gue,"jawab Jeffrey getir saat ingat bagaimana papa mengusirnya dari rumah karena Jeffrey pernah masuk kantor polisi gara-gara tawuran saat SMA.

"Benci?"

"Benar-benar cinta,hehehe."

"Matamu!Serius,cuk."

"Aku yo serius,jancuk!Kalo papa gue benci,gue udah dicekik sejak pertama kali nangis di dunia ini. Nyatanya,dia biarin gue hidup,biayain kuliah dan sering nengokin gue meski ceramahnya bisa lima jam penuh. Budeg gue lama-lama."

Jason merasa sedikit miris. Jeffrey ada benarnya namun hari ini sedikit berbeda. Kejutan demi kejutan terus ia terima. Dari Suzy yang resmi jadi mama tirinya,berlanjut pada Lucas yang ternyata keponakan Suzy dan akan tinggal serumah dengannya. Andaikata Lucas tidak mendekati Cassia, mungkin ia akan bersikap sewajarnya. Ini lain,ada sesuatu dalam diri Jason yang mengharuskannya tidak menyukai Lucas sebagai saudara--sepupu.

"Papa sayang gue nggak ya?"

"Jancuk,takon koyok asu ae kon."jawab Jeffrey menatap Jason yang kini tersenyum miris sembari memandang lautan kendaraan yang tak ingin berhenti.(Jancuk,tanya kayak anjing aja)

"Terus gimana?"

"Jancuk siji iki. Kudu tak cokot ae." Jeffrey mengupas kacang rebus lalu melemparkannya ke bawah apartemen sebelum ada teriakan yang menggema di telinga. Jeffrey langsung menegakkan tubuhnya dan melihat ke bawah. Nampak cewek berambut panjang menatapnya balik dengan tatapan yang tajam lagi menusuk. Jason saja takut, apalagi Jeffrey yang namanya disebut-sebut.(Jancuk satu ini. Pengen gue gigit aja)

"JEFFREY RAI ASU!MUDHUN AWAKMU!"(JEFFREY WAJAH ANJING. TURUN KAMU!)

Jason menatap Jeffrey heran sementara yang ditatap, diam-diam sangat ketakutan.

"Siapa itu,Jef?"

"Maemunah. Duh,pasti gue diomelin lagi deh."

"Lah,emang dia siapa?"

"Maemunah,Jason!Dia anak yang punya apartemen segede gaban ini. Duh,mati gue."

"Turun nggak lo,rai asu!"

Akhirnya,mau tidak mau Jeffrey turun dengan cepat diikuti Jason yang sempat khawatir Jeffrey jadi sasaran bacok cewek itu.

"Heh!Nggak ada tata krama ya lo,rai asu!"

"Ampun Maemunah,gue nggak sengaja."jawab Jeffrey sambil tersenyum konyol. Jason ikut tertawa saat Jeffrey tiba-tiba berlutut di kaki cewek itu sembari menarik celananya hingga membuat sang pemilik menendang Jeffrey seperti di adegan sinetron azab Indosiar.

My Possessive BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang