27

330 31 4
                                    

Jason mulai resah. Rencananya tidak berjalan dengan sempurna. Cassia malah terlalu akrab pada Suzy. Oke,jika dipikir-pikir lagi, Suzy tidak seburuk itu untuk menjadi ibunya,tapi tetap saja hati Jason tidak bisa menerimanya begitu saja. Masih ada yang mengganjal tentang Suzy.

Kini mereka berempat sedang berada di butik untuk mengecek baju yang akan Jaden dan Suzy kenakan saat upacara pernikahan.

Cassia nampak sama antusiasnya dengan Suzy saat melihat deretan baju di butik yang cukup terkenal itu.

"Kamu datang kan ke acara tante?"tanya Suzy penuh harap. Cassia menatap Jason dan berusaha mendapatkan jawaban. Sayangnya Jason malah membuang muka dan memilih untuk fokus pada layar ponselnya.

"Ah... Jason,kamu mengundang Cassia kan?"

Suzy rupanya lebih peka.

Jason tidak menjawab ataupun sekedar menoleh. Ia hanya mengangkat bahunya sebagai jawaban tidak tahu. Cassia bertambah kesal karena Jason memberikan jawaban yang tidak jelas.

"Ya udah,tante aja yang mengundang kamu,Cassia. Kamu dateng ya?Oh, sekalian kamu tante beliin baju disini, biar bisa couple sama Jason."

"NGGAK! APA-APAAN SIH?"

"Loh,apa salahnya?"

"She's not my girlfriend,mom!"

"Mom?"Suzy tersenyum saat mendengar jawaban Jason yang memanggil Suzy dengan sebutan mom.

Rupanya Jaden benar. Jason memang keras,namun lambat laun hatinya juga bisa luluh.

"Terbawa suasana. Tetap saja anda bukan mama saya dan dia bukan pacar saya."ketus Jason.

Suzy masih tersenyum namun Cassia cemberut. Oke,apa juga yang membuat dirinya kesal?Toh dia bukan pacar Jason. Dia cuma teman Jason. Tidak,lebih tepatnya hanya kakak kelas yang Cassia suka.

"Kalian ini ribut terus. Lebih baik kamu coba baju yang papa siapkan."

"Nggak mau kalau couple sama dia." Jason menunjuk Cassia dengan kesal,persis seperti anak TK yang sedang merajuk. Sikap Jason terlalu manis untuk wajah sok fierce sepertinya.

Jaden diam-diam menaruh perhatian pada Cassia dalam bentuk bagaimana Cassia bisa mengubah seorang Jason menjadi agak melunak.

Ya meskipun tidak selunak bandeng presto, setidaknya Jason masih menunjukkan sisi kekanak-kanakannya yang sangat Jaden rindukan. Semenjak Jane tiada, Jason semakin dingin dan acuh padanya. Jangankan bertingkah manja seperti sekarang,berbicara saja mereka jarang. Sekalinya berbicara, Jason dan Jaden pasti berdebat dan berujung Jason mendapat pukulan fisik dari Jaden.

Bagaimanapun, Jaden harus mengucapkan banyak terimakasih pada Cassia. Jason membuka sedikit celah hatinya untuk Suzy dengan menyebut Suzy 'mom'. Memang sederhana,namun untuk ukuran rasa benci Jason pada Suzy,hal itu sangatlah berarti.

Sekalipun Jaden keras, Jaden tidak pernah membenci Jason. Jason anak semata wayangnya. Dia sangat menyayanginya meskipun Jason sering membuat hatinya sakit. Sebagai seorang ayah, Jaden merasa ia gagal mendidik Jason karena cowok itu selalu membangkang.

Untunglah,setelah Cassia hadir, Jason sedikit terkendali. Terbukti saat tadi di mobil, Cassia berusaha meredam amarah Jason dengan menggenggam erat tangan cowok itu.

"Ya kalau nggak mau,papa beliin kamu baju pernikahan sama Cassia. Biar sekalian double marriage."

"PAPA!"

***
"Emang iya?"

"Tepat sekali. Dari kolak labu kuning, pancake labu kuning, cookies labu kuning,tante pernah buat tapi nggak pernah kepikiran buat cake labu kuning keju."

My Possessive BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang