30

335 24 0
                                    

Hampir seminggu sudah berlalu. Cassia semakin dekat dengan Jason meski cowok itu terang-terangan menunjukkan sikap tsundere-nya. Ya namanya juga cowok, malu-malu tapi mau.

Lucas terus melakukan aksi gencar dalam mendekati Cassia. Ia tak segan untuk mengajak Cassia makan di kantin yang berakhir ia mentraktir semua teman sekelasnya. Bagi Lucas itu nggak masalah selagi Cassia bisa berada di dekatnya.

Oh iya,jangan tanya lagi ketiga pawang cobra itu. Mereka jadi giat melindungi Cassia dan mengirimi Jason email tentang banyak peraturan atau ujian yang harus Jason jalani. Jason?Dengan pasrah cowok itu melakukannya.

Dia juga nggak tau kenapa bisa jadi penurut dan macam bucin sama Cassia. Kadang Jason merasa jijik sendiri kala sadar dirinya melakukan hal yang aneh demi Cassia. Tapi ya gitu, rasanya senang sekali saat berhasil menyelesaikan misi dari tiga curut itu.

Hari ini hari pernikahan Jaden dengan Suzy. Mereka sudah sibuk sejak beberapa hari yang lalu. Jason pun demikian,mau tidak mau ia ikut membantu acara itu. Setelah perbincangannya dengan Jaden waktu di warung rawon,hati Jason sedikit meluluh. Ia tidak lagi memanggil Suzy dengan sebutan tante genit atau pelakor. Jason juga jarang berkomentar sarkas dan lebih banyak diam.

"J, Cassia nggak kamu jemput?"Suzy masih sibuk dirias oleh beberapa MUA yang handal saat Jason disuruh Jaden membawakan Suzy segelas air.

"Ogah,buat apa?"

"Tante kan udah janji sama Cassia. Gih susulin dia, takutnya dia nggak datang."

"Dia kan punya kaki buat kesini,ngapain disusul,mom!"

Jason terdiam beberapa detik,"Maksudnya--"

"Mama tahu,tapi Cassia pasti pengennya kamu yang jemput. Boleh ya?"

Sial, bisa-bisanya Jason menuruti ucapan calon emak tirinya itu dan kenapa juga mulut sialnya selalu menyebut Suzy 'mom'?

Hell....no

Tanpa banyak bicara lagi, Jason melangkah keluar vila milik keluarga Bramantya dan bergegas mengambil mobil di garasi guna menjemput Cassia. Malas sih,tapi gimana lagi? Tanpa hadirnya cewek itu, hari-hari Jason jadi sepi. Tidak ada yang cerewet atau ngomel dan manja-manja gemes.

Astaga, Jason menggelengkan kepalanya keras, berusaha menghilangkan pikiran aneh yang menyelimuti kepalanya. Sepanjang perjalanan, Jason terus memikirkan bagaimana baiknya ia mengajak Cassia ke acara Jaden. Tentu ia sangat paham jika para pawang tidak akan memberinya ijin semudah mengerjakan soal matematika anak TK. Pasti tiga makhluk gaib itu menyuruh Jason melakukan hal yang aneh-aneh.

"Tck,kalau bukan karena ma--tante Suzy yang minta,ogah gue kesini."

Jason mengetuk pintu rumah Cassia pelan dan secepat kilat ia mendengar suara langkah kaki yang sangat banyak diikuti suara-suara orang--bertengkar mungkin?

"AKU DULU."

"GUE AJA."

"GUE."

"GUE."

Pintu terbuka dan menampilkan tiga pawang beserta ularnya--beserta Cassia yang kini mengambil nafas panjang setelah berlarian dari kamar masing-masing.

Jason agak bingung dengan situasi ini,namun tidak lagi saat Eri nyeletuk sekenanya,"Mau ngapain lo, curut?"

"Mas! Kita kan udah ngobrolin ini semalam. Nggak usah dibahas lagi deh."seru Cassia kesal.

"Hah?Nggak bisa gitu. Semalem mas bahasnya sama kamu, sekarang sama dia lah."

"Mas Eri, please ya!"

My Possessive BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang