19

355 37 3
                                    

"Langsung pulang atau ngopi ganteng dulu?"

Papi berdiri di ambang pintu setelah Jason berpamitan pulang.

Makan malam tadi berjalan lancar meski tatapan sinis Ecto tetap Jason dapatkan. Ia tidak peduli,toh niat awalnya untuk mengambil buku, bukan untuk makan malam disini. Dasar keluarga Dananjaya yang super ramah, jadilah Jason terjebak hampir satu jam.

Melihat jam tangannya, Jason mulai risau. Awalnya ia tidak peduli kalau papa akan marah besar,namun melihat jumlah panggilan tak terjawab dari papa membuat Jason was-was.

Ada sedikit rasa takut jika sampai papa marah besar karena bukan sekali dua kali Jason tidak hadir dengan acara pentingnya.

Iya, Jason harus pulang meskipun terlambat.

"Pulang langsung om,eh...pi."

"Oh oke. Titi dije ya?"

"Hah?"

"Tiati di jalan. Duh,jare arek milenial,kok ndak ngerti bahasa gaul se?"Papi ngedumel sendiri sementara Jason membalas dengan tawa kecil. Di balik pintu sana, Cassia kegirangan setelah mendapat asupan bergizi berupa tawa Jason saat malam hari.(Duh katanya anak milenial,kok nggak ngerti bahasa gaul sih?)

Lumayan,pembakar semangat untuk mengerjakan PR nanti.

Jason segera melangkah menuju motornya yang terparkir di depan rumah Cassia. Baru saja Jason menaikinya,ia dikejutkan dengan kedatangan dua kakak Cassia yang lainnya, Eri dan Eqi.

"Anjir,lo ngapain disini?Ngapelin adek gue ya?"

Eri yang semula ingin masuk rumah jadi mengurungkan niatnya. Ia malah berjalan mendekat kearah Jason dengan tatapan marah. Seperti biasa, Eri dan rasa posesif yang besar.

Jason tidak menanggapi dan memilih menghidupkan motornya.

"Dih,bocah kalau ditanyain. Jawab!"

"Cuma ambil buku. Lebay." Jason dan motornya akhirnya pergi tanpa menoleh sedikitpun pada Eri.

Eqi sendiri tidak akan marah karena sudah memberi ijin pada Jason yang ingin mengambil bukunya yang ketinggalan.

Melihat sang adik yang diam saja seolah tidak ada masalah,membuat Eri kesal sendiri. Ia lalu menoyor kepala Eqi dan membuat sang pemilik balik menoyornya.

"Heh!Kenapa ekspresi lo kayak kerupuk keanginan?Lo kok diem aja waktu Jason disini?Lo bersekongkol dengan dia ya?"

"Suudzon mulu manusia." Eqi memilih meninggalkan Eri yang kini mencak-mencak sendirian.

***
Jason sudah menduga jika Jaden akan sangat marah karena ia tidak menghadiri acara penting yang Suzy buat. Laki-laki paruh baya itu telah menanti kedatangan Jason di tengah pintu sambil melipat tangan dengan geram.

Disampingnya berdirilah Suzy yang memakai dress berwarna putih dengan rambut terurai cantik. Tangannya memegang bahu Jaden yang sekarang sudah naik turun karena Jason baru kelihatan batang hidungnya.

"What did you promise,J?"

"Sorry,pa. I was late because..."

"Karena kamu nggak pernah mau menghargai papa dan tante Suzy. Sudah berapa banyak kamu mengecewakan papa?"tanya Jaden dengan nada tinggi.

Jason hanya menunduk,"Sorry,pa. Aku lupa."

"Alasan klasik. Mau kamu apa sekarang?Kamu masih mau mengenang mamamu yang udah pergi?Kamu nggak mau menerima takdir kalau mama udah pergi ninggalin kita?"

Cowok itu menatap Jaden dengan tatapan tersakiti. Hatinya sangat sakit saat Jaden beranggapan jika Jason tidak boleh mengenang mama lagi. Mungkin, Jaden berharap jika Jason menerima Suzy sebagai pengganti mama.

My Possessive BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang