PART 22

1.6K 141 2
                                    

Setelah Lisa puas menangis, Lisa dan Sehun langsung masuk kedalam mobil untuk menuju rumah Lisa dengan menggunakan mobil Sehun. Awalnya Lisa menolak, tetapi karena paksaan dari Sehun dan sudah larut malam, jadi Lisa memutuskan untuk bersedia diantar oleh Sehun. Mobil Lisa nanti akan dibawa oleh supir Sehun ke rumah Lisa.

Kini suasana didalam mobil hening, tak ada pembicaraan apapun. Lisa sedang melihat pemandangan malam hari dari jendela mobil. Sedangkan Sehun fokus menyetir.

Lisa mengalihkan pandangannya kearah Sehun yang sedang menatap lurus kedepan.

"Sehun," panggil Lisa.

"Hm," jawab Sehun dengan deheman.

"Lo kenapa bisa ada di taman tadi?" tanya Lisa.

"Taman itu dekat sama komplek perumahan gue. Gue sering kesana kalau pikiran gue lagi kacau. Tadi gue nggak sengaja lihat lo duduk sendiri di kursi taman, awalnya gue kira itu bukan lo. Tapi pas gue deketin, gue bisa lihat dari samping kalau itu lo dan yang buat gue terkejut, pas gue liat lo nangis," jawab Sehun yang mendapat anggukan dari Lisa.

"Gue boleh tanya ke lo?" tanya Sehun.

"Tanya aja."

"Lo kenapa nangis? Lo bisa ceritain ke gue apa masalah lo," kata Sehun yang sesekali melirik kearah Lisa.

Lisa tampak bingung. Ia harus menjawab apa?

Sehun yang melihat Lisa terdiam dan tak memberi jawaban apapun menghela nafas.

"Yaudah kalau lo nggak mau cerita, gue tau semua orang punya privasi," kata Sehun yang tampak kecewa.

Lisa lihat betul gurat kekecewaan yang ada di wajah Sehun. Tapi mau bagaimana lagi, Lisa tak bisa menceritakan masalah apa yang sebenarnya terjadi.

"Maaf, gue nggak bisa cerita sekarang," kata Lisa.

"Gapapa, santai aja," kata Sehun.

Kini keheningan mulai kembali menyelimuti sampai Sehun memberhentikan mobilnya tepat didepan pagar hitam yang menjulang tinggi lebih tepatnya didepan rumah Lisa.

"Makasih," ujar Lisa.

"Iya."

Lisa membuka pintu mobil hendak keluar, tetapi kegiatannya terhenti ketika Sehun memanggilnya. Lisa membalikan badannya kembali duduk di kursi penumpang dan menatap wajah Sehun seakan sedang bertanya.

"Jangan lupa bahagia," kata Sehun.

Lisa terdiam menatap Sehun yang tengah menatapnya juga.

Lisa tersenyum manis. "Lo juga, gue masuk dulu yah," kata Lisa yang mendapat anggukan dari Sehun. Lisa membuka pintu mobil dan keluar dari mobil.

Sehun tersenyum kecut, ia baru saja mengatakan jangan lupa bahagia pada orang lain? Bahkan dirinya pun lupa bagaimana caranya bahagia.

Sehun menancap gasnya dan pergi dari komplek perumahan Lisa.

Lisa menatap mobil Sehun sampai hilang dari pandangannya lalu mulai melangkah masuk kedalam rumah.

Lisa membuka knop pintu kamar Dila. Saat pintu terbuka, dilihatnya Dila yang masih terbaring lemah di kasur.

"Mama udah bangun nggak tadi bi?" tanya Lisa kepada Bi Inem yang sedang duduk dipinggir kasur Dila dengan Dila yang terbaring lemah disampingnya.

"Tadi nyonya sempet bangun dari pingsannya non, terus dia tanya kemana den Leo, den Lei sama non Lisa," jawab Bi Inem.

"Terus Bi Inem jawab apa?" tanya Lisa.

"Bi Inem jawab kalau den Leo, den Lei sama non Lisa ada di kamarmya. Bibi terpaksa bohong sama nyonya, takutnya kondisi nyonya memburuk," kata Bi Inem.

Fire and Water [COMPLETED] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang