PART 44

1K 128 6
                                    

PLEASE JANGAN JADI SILENT READERS!!!SEENGGAKNYA KASIH VOTE GITUH, KALAU NGGAK MAU KASIH KOMENT

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PLEASE JANGAN JADI SILENT READERS!!!
SEENGGAKNYA KASIH VOTE GITUH, KALAU NGGAK MAU KASIH KOMENT...


***

Lisa memegang kepalanya yang berdenyut sakit. Ia baru saja terbangun dari pinsannya. Dilihatnya sekeliling ruangan yang sedang ditempatinya kini.

Ruangan ini seperti kamar hotel, bahkan Lisa tadi ditidurkan di kasur. Kamar yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Kamar ini terlihat bersih.

Lisa turun dari kasurnya untuk melihat sekeliling kamar ini, dan mengabaikan sakit kepalanya yang sedari tadi sakit setelah ia bangun dari pinsannya. Satu yang menarik perhatian Lisa, yaitu balkon yang tak jauh dari kasur.

Lisa melangkah menuju balkon itu. Pemandangan kota Jakarta siang hari terlihat indah dari atas sini. Dan sekarang Lisa yakin seratus persen kalau ia sekarang sedang berada di hotel. Siapa yang membawanya kesini? Pikiran-pikiran negatif mulai masuk ke dalam benaknya.

Seketika kejadian tadi pagi teringat kembali di otak Lisa. Lisa dengan cepat masuk kembali ke dalam kamar hotel dan melihat jam dinding yang terletak di atas televisi. Jam menunjukan pukul satu siang berarti Lisa sudah cukup lama pinsan.

Rasa panik kini menjalar ditubuh Lisa. Bagaimana dengan keadaan Sehun sekarang? Apa dia baik-baik saja? Dimana Sehun? Siapa yang ada di belakang ini semua? Siapa yang membawa Lisa kesini? Siapa yang tega merencanakan ini?
Begitu banyak pertanyaan yang muncul dipikiran Lisa.

Ceklek...

Pintu terbuka membuat Lisa mengalihkan pandangannya ke arah pintu tersebut. Lisa menegang saat ia melihat Rendi dengan senyuman manisnya yang terlihat mengerikan di mata Lisa.

"Hay sayang, kamu sudah bangun rupanya," kata Rendi lalu berjalan ke arah nakas yang berada di samping tempat tidur dan meletakan sepiring makanan dan segelas air putih di nakas.

"Lo ngapain kesini? Atau jangan-jangan lo yang nyuruh keenam laki-laki itu buat hadang jalan gue sama Sehun? Lo juga yang bawa gue kesini?" tuduh Lisa yang sepenuhnya benar.

"Yap, kamu pintar sekali sayang," kata Rendi sambil melangkah mendekati Lisa. Lisa reflek memundurkan badannya saat Rendi malah mendekatinya.

Lisa semakin panik saat di belakangnya adalah dinding, jadi Lisa tidak bisa mundur lagi. Rendi tetap melangkah mendekati Lisa membuat Lisa semakin panik sekaligus takut jika Rendi berbuat sesuatu padanya.

"Jangan dekat gue!" kata Lisa memberi peringatan saat Rendi semakin dekat dengannya. Sorot mata Rendi dengan terang-terangan menunjukan penolakan.

"Gue bilang berhenti Rendi," bentak Lisa yang sukses membuat Rendi berhenti melangkah. Kini jarak Rendi dan Lisa terpaut satu meter, mungkin.

Lisa bernafas lega saat Rendi memberhentikan langkahnya. Ia tak tahu apa yang terjadi selanjutnya jika Rendi semakin mendekatinya.

"Kenapa lo suruh gue berhenti? Segitu jijiknya gue dimata lo sampai-sampai lo nggak mau dekat sama gue?" kata Rendi dengan sorot kemarahan yang terpancar di wajahnya.

Fire and Water [COMPLETED] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang