***
Kring... Kring...
Suara bel istirahat menggema nyaring diseluruh penjuru sekolah membuat para murid berhamburan keluar kelas untuk menuju kantin. Berbeda halnya dengan Lisa, karena Lisa sekarang masih duduk diam tanpa berniat beranjak sedikit pun. Sekarang ia sedang mengumpulkan kebaraniannya untuk membeberkan fakta bahwa ia adalah fake nerd.
"Lisa," panggil Rose membuat pikiran Lisa terbuyarkan. Lisa mengangkat satu alisnya tanda bertanya.
"Ke kantin yuk, Clarisa udah nungguin kita di kantin," kata Rose.
"Iya, tapi aku ke toilet dulu," kata Lisa yang sebenarnya berbohong.
"Perlu gue antar?" tanya Rose yang mendapat gelengan kepala dari Lisa.
"Aku bisa sendiri, nanti aku nyusul ke kantin," tolak Lisa.
"Yaudah, gue ke kantin duluan yah," pamit Rose yang mendapat anggukan dari Lisa. Rose pun melangkah pergi meninggalkan Lisa untuk menuju kantin.
Lisa menghela nafa sejenak lalu bangun dari duduknya. Ini saatnya ia akan membeberkan fakta bahwa ia adalah fake nerd. Lisa melangkah pelan untuk menuju ruang pemberitahuan sekolah yang memang disediakam khusus untuk memberikan pengumuman pada siswa maupun guru.
***
Lisa kembali menghela nafas lalu memutar knop pintu ruang pemberitahuan. Saat pintu terbuka, dilihatnya pria paruh baya yang memang ditugaskan untuk memberikan informasi untuk warga sekolah. Dihampirinya pria paruh baya itu.
"Permisi pak," sopan Lisa.
"Kamu ngapain kesini?" tanya pria paruh baya itu yang bernama Didin.
"Saya mau kasih pengumuman pak," jawab Lisa.
"Pengumuman apa? Nggak ada pengumuman-pengumuman. Kamu hanya mau isengkan?" tuduh Didin.
"Saya serius pak, saya nggak iseng," bantah Lisa.
"Nggak boleh," kata Didin tegas pada pendiriannya.
Lisa menghela nafas kasar, jika dalam keadaan seperti ini, ia harus menggunakan nama ayahnya.
"Kalau bapak nggak ngijinin saya, saya bakalan nyuruh bokap saya untuk mecat bapak," ancam Lisa.
"Lah kamu sok-sokan mau pecat saya, emangnya kamu siapa hah? Bapak kamu aja saya nggak kenal," sungut Didin.
"Saya anak pemilik sekolah ini," kata Lisa sambil bersedekap.
"Anak pemilik sekolah ini? Neng, bangun udah pagi neng. Anaknya pak Anton itu ada tiga, satu Leo, dua Lei, tiga Lisa. Tapi si neng Lisanya teh sekolah di Sma Garuda," jelas Didin.
Lisa kembali menghela nafas, susah sekali membuat pak Didin ini percaya.
"Saya ini Lisa pak," kata Lisa penuh penekanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fire and Water [COMPLETED] ✔
Teen Fiction⚠FOLLOW SEBELUM MEMBACA,DEMI KENYAMANAN MEMBACA ⚠FOLLOW SEBELUM MEMBACA,DEMI KENYAMANAN MEMBACA ⚠FOLLOW SEBELUM MEMBACA,DEMI KENYAMANAN MEMBACA Api bagaikan Sehun yang selalu bergejolak emosi. Setiap sikapnya selalu panas, membuat orang yang berada...