Lei memberhentikan mobil yang ia kemudi tepat di perkarangan rumah. Lei keluar dari mobil diikuti oleh Lisa dan Leo. Mereka memasuki rumah yang bernuansa putih gold itu. Saat memasuki ruang keluarga, mereka menghampiri Dila yang sedang duduk dengan santainya di sofa dan menyalim tangan sang ibu.
Sedari masuk kedalam rumah, Lisa selalu menunduk karena takut jika Dila melihat pipinya yang lebam. Bahkan saat sedang berdiri dihadapan Dila pun Lisa tetap menundukan wajahnya, menutupi lebam dikedua pipinya.
"Lisa kok dari tadi nunduk, kenapa?" tanya Dila yang merasa aneh dengan sikap Lisa.
Lisa semakin menundukan kepalanya, menatap lantai marmer yang ia pijak.
"Kamu kenapa Sa?" tanya Dila lagi.
"Pipi Lisa lebam gara-gara ditampar sama Lova anak kepala sekolah," kata Leo datar.
Lisa reflek mengangkat wajahnya dan menatap tajam Leo.
"Abang," tegur Lisa.
"Kenapa? Lo mau sembunyiin ini dari mama?" tanya Leo tajam.
Dila menatap kearah Lisa. Dilihatnya kedua pipi Lisa yang lebam. Dila memegang kedua pipi Lisa membuat Lisa meringis.
"Apa benar kata Leo?" tanya Dila memastikan.
"Lisa ngg-" perkataan Lisa terpotong saat Leo membuka suara.
"Jangan bohong Sa, lo nggak bisa nutupin ini semua dari mama," kata Leo.
Lisa. Menghembuskan nafas lalu mengangguk.
"Kenapa kamu bisa ditampar?" tanya Dila yang sudah mengubah nada suaranya menjadi dingin.
Dila memang memiliki sifat tegas kepada anak-anaknya. Jadi tak jarang jika ia sedang marah kepada anaknya Dila akan bersifat cuek.Lisa terdiam, tak tahu harus menjawab apa.
"Jawab Lisa," desak Dila.
"Lisa itu, Lisa yang sa-" perkataan Lisa terpotong saat Leo memotongnya.
"Lisa ditampar karena dia jadi nerd ma," kata Leo.
Lisa menatap tajam Leo. "Bang Leo apaan sih? Lisa nggak ditampar karena Lisa jadi nerd."
"Emang itukan alasannya kenapa lo ditampar. Kalau lo nggak jadi nerd nggak mungkin Lova berani nampar lo," kata Leo.
"Berhenti jadi nerd," tajam Dila tiba-tiba.
"Mah,"
"Mama bilang berhenti ya berhenti Lisa," kata Dila yang sudah mulai emosi.
"Lisa nggak bisa berhenti jadi nerd ma," lirih Lisa.
"Mama nggak mau tau, kamu harus berhenti jadi nerd," ucap Dila penuh prnekanan.
"Nggak, Lisa akan tetap jadi nerd," bantah Lisa.
"Jangan ngebantah Lisa, mama bilang berhenti ya berhenti," bentak Dila.
Lisa menatap Dila tak percaya, ibunya baru saja membentaknya? Sungguh, dalam hidup Lisa baru kali ini iya dibentak oleh sang ibu. Lisa menggelengkan kepalanya, menutup mulutnya dengan menggunakan tangan. Satu persatu bulir air mata jatuh dati mata indahnya. Lisa semakin membekap mulutnya, menahan isakan yang akan keluar.
Dila menatap tubuh Lisa yang mulai bergeter. Muncul rasa bersalah dari hatinya karena ia sudah membentak anak perempuannya ini. Dila mendekat kearah Lisa tetapi Lisa langsung memundurkan tubuhnya.
"Lisa maafin mama sayang," kata Dila.
"Li....sa nggak nyangka, Lisa nggak nyangka mama bentak Lisa, hiks...hiksss," ucap Lisa begetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fire and Water [COMPLETED] ✔
Teen Fiction⚠FOLLOW SEBELUM MEMBACA,DEMI KENYAMANAN MEMBACA ⚠FOLLOW SEBELUM MEMBACA,DEMI KENYAMANAN MEMBACA ⚠FOLLOW SEBELUM MEMBACA,DEMI KENYAMANAN MEMBACA Api bagaikan Sehun yang selalu bergejolak emosi. Setiap sikapnya selalu panas, membuat orang yang berada...