***
Lisa membuka matanya secara perlahan untuk menetralisir cahaya yang masuk dalam retina matanya. Pertama kali yang ia lihat yaitu Lei yang sedang duduk di samping tempat tidur sambil memandang ke arahnya."Kamu udah bangun? Ada yang sakit?" tanya Lei khawatir saat Lisa sudah membuka matanya.
Lisa menggeleng sebagai jawaban."Lisa di mana?" tanya Lisa dengan suara yang parau.
"Di kamar hotel. Tadi kamu pinsan dan abang langsung bawa kamu ke kamar hotel," jawab Lei.
"Tunangan bang Leo gimana?" tanya Lisa lagi.
"Masih lanjut di bawah. Tadinya Leo mau berhentiin acara tunangannya karena tiba-tiba kamu pinsan. Tapi mama nggak setuju sama perkataan Leo," kata Lei.
"Ya wajar sih mama nggak setuju, dia mikir apa coba," kata Lisa.
"Kenapa bisa pinsan tadi?" tanya Lei sambil membantu Lisa yang mau duduk dari tidurnya.
Lisa menatap Lei sambil berpikir, karena jujur ia tak tahu ingin menjawab apa. Jika Lisa memberitahu Lei bahwa ia bertemu dengan Rendi, sudah dipastikan Leo dan Lei akan mendatangi Rendi dan menghajarnya.
"Palingan hanya kecapean doang kok," jawab Lisa yang sepenuhnya berbohong.
"Udah makan?" tanya Lei yang mendapat gelengan dari Lisa.
"Biar abang ambilin dulu makanan buat kamu," kata Lei sambil bangkit dari duduknya dan hendak mengambil makanan untuk Lisa.
"Eh tunggu bang," kata Lisa mencegat Lei yang ingin pergi, sehingga membuat Lei memberhentikan langkahnya dan kembali menghampiri Lisa.
"Kenapa?" tanya Lei.
"Biar Lisa makan di acara tunangan bang Leo aja. Lisa juga mau liat bang Leo sama Clarisa tukaran cincin," kata Lisa.
"Tapi kan kamu barusan sadar. Kalau pinsan lagi gimana? Mending nggak usah deh," tolak Lei.
"Ayolah bang, Lisa nggak akan pinsan lagi. Please..." mohon Lisa.
Lei menghela nafas. "Yaudah.""Yeayyy... Makasih," kata Lisa sambil tersenyum manis.
***
Lisa dan Lei turun ke lantai satu hotel yang dijadikan tempat tunangan Leo. Saat mereka sudah berada di tempat acara, Leo dan Clarisa langsung datang menghampiri Lisa dan Lei. Begitupun dengan Alan dan Rose.
"Lo gakpapa kan Sa?" tanya Leo yang terlihat panik dari raut wajahnya."Lisa gakpapa kok. Tadi hanya kecapean doang," kata Lisa sambil tersenyum seolah menunjukan pada keluarga dan temannya bahwa ia baik-baik saja.
"Syukur deh kalau gitu," kata Clarisa.
"Lisa kamu gakpapa kan sayang? " tanya Dila yang tiba-tiba muncul dan langsung memeluk Lisa.
"Maaf mama nggak bisa nemenin kamu di kamar hotel tadi. Soalnya mama sama papa lagi ngobrol sama teman papa," kata Dila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fire and Water [COMPLETED] ✔
Teen Fiction⚠FOLLOW SEBELUM MEMBACA,DEMI KENYAMANAN MEMBACA ⚠FOLLOW SEBELUM MEMBACA,DEMI KENYAMANAN MEMBACA ⚠FOLLOW SEBELUM MEMBACA,DEMI KENYAMANAN MEMBACA Api bagaikan Sehun yang selalu bergejolak emosi. Setiap sikapnya selalu panas, membuat orang yang berada...