Lisa berlari di koridor sekolah yang luas menuju toilet. Tentu setiap langkah demi langkah Lisa selalu dipandangi oleh murid Sma Cakra. Sepertinya kejadian di kantin sudah tersebar luas di sekolah ini.
Lisa membuka pintu toilet dan masuk kedalamnya. Ia menatap pantulan wajahnya di cermin. Satu persatu bulir air mata jatuh dipipinya. Entah mengapa ketika mendengar Sehun mengatakan bahwa Sehun mebelanya hanya karena ia asistennya saja membuat Lisa begitu kecewa. Dan yang lebih menyakitkan lagi, ketika Sehun berkata bahwa yang boleh membuly Lisa hanya dia seorang.
Lisa melepaskan kacamatanya lalu mencuci muka dengan air yang mengalir di wastafel. Lisa menatap pantulan dirinya di cermin setelah membasuh wajahnya dengan air.
"Kenapa gw harus nangis sih, hanya kerena Sehun ngomong gitu?"
"Kenapa gw kecewa saat dengar Sehun ngomong gitu?"
"Kenapa gw harus marah sama Sehun?"
Lisa benar-benar bingung akan perasaannya sendiri. Perasaan Lisa saat ini benar-benar bercampur aduk sedih, marah, kesal, kecewa hanya karena mendengar penuturan Sehun.
Ceklek...
Suara pintu toilet terbuka membuat Lisa tersadar dari lamunannya. Dilihatnya Clarisa dan Rose yang sedang berdiri diambang pintu. Dengan cepat Lisa kembali memakai kacamatanya.
Clarisa menghampiri Lisa lalu memeluk tubuh Lisa.
"Lo gapapa kan Sa?" tanya Clarisa yang sudah melepas pelukannya.
"Aku gapapa kok. Kalian tau dari mana aku disini?" tanya Lisa.
"Kita kebetulan aja liat lo disini. Tadi gw sama Rose cari lo keliling sekolah. Tapi nggak ada. Yaudah kita coba cari lo di toilet." jelas Clarisa yang mendapat anggukan dari Lisa.
Rose memencet pipi Lisa yang lebam membuat Lisa meringis.
"Sakit?" tanya Rose yang mendapat anggukan dari Lisa.
"Kenapa Lova bisa nampar lo?" tanya Rose.
Lisa tampak berpikir. Ia bingung ia harus menjawab apa sekarang.
"Lisa," panggil Clarisa membuat Lisa tersadar.
"Ya."
"Kenapa Lova bisa nampar lo?" tanya Clarisa.
Lisa menunduk, memainkan jari-jarinya.
"Aku nggak bisa jawab sekarang," kata Lisa pelan.
Rose menghela nafas."Yaudah, nggak usah cerita sekarang. Tapi lo harus tetap cerita." Lisa mengangguk sebagai jawaban
"Kita ke kelas yah." ajak Clarisa.
"Iya," ucap Lisa.
Mereka pun keluar dari toilet dan berjalan menuju kelas VI IPA-3. Disepanjang perjalanan banyak pasang mata yang memerhatikan mereka. Lebih tepatnya memerhatikan Lisa. Dan Lisa hanya bisa menunduk ketika mendapatkan berbagai tatapan mata dari murid Sma Cakra.
***
Kring...
Suara bel pulang menggema nyaring diseluruh penjuru sekolah. Membuat para murid membereskan bukunya dan pulang ke rumah masing-masing. Sama halnya dengan Lisa. Kini Lisa sedang memasukan buku-bukunya kedalam tas biru muda miliknya.
"Gw diluan yah Sa," pamit Rose yang mendapat anggukan dari Lisa. Rose pun melangkah keluar dari kelas. Dan kini tersisa Lisa dan beberapa orang murid lainnya yang sedang memasukan buku kedalam tas.
"Lisa," panggil seseorang membuat Lisa memberhentikan kegiatannya. Dilihatnya Leo dan Lei yang sudah ada disampingnya.
"Bang Leo sama bang Lei ngapain kesini?" tanya Lisa pelan agar tak terdengar oleh murid lain. Pertanyaan Lisa diacuhkan saja oleh Leo dan Lei.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fire and Water [COMPLETED] ✔
Fiksi Remaja⚠FOLLOW SEBELUM MEMBACA,DEMI KENYAMANAN MEMBACA ⚠FOLLOW SEBELUM MEMBACA,DEMI KENYAMANAN MEMBACA ⚠FOLLOW SEBELUM MEMBACA,DEMI KENYAMANAN MEMBACA Api bagaikan Sehun yang selalu bergejolak emosi. Setiap sikapnya selalu panas, membuat orang yang berada...