***
Kini Lisa sedang duduk di halte dekat sekolahnya. Sebenarnya Sehun ingin mengantarkan Lisa pulang, tetapi pulang Sekolah ini Sehun harus membersihkan toilet sekolah di lantai satu karena ia ketahuan membolos. Sedangkan Leo dan Lei sekarang sedang berlatih basket sehingga tidak bisa mengantarkan Lisa pulang. Jadi disinilah Lisa, duduk sendirian di halte sambil menunggu angkutan umum yang lewat.
Bisa saja Lisa menelpon Anto atau Dila untuk menjemputnya, akan tetapi ia memikirkan kembali bahwa ayah dan ibunya pasti sedang bekerja. Ia tak mau mengganggu waktu mereka dan ponsel Lisa lowbet jadi ia tak bisa menelpon ayah dan ibunya atau sekedar memesan ojek online.
Lisa menggoyangkan kakinya sambil menunggu angkutan umum yang lewat. Sudah dua puluh menit menunggu tapi angkutan umum tidak ada yang lewat sama sekali.
Sebuah motor Cbr berwarna hitam tiba-tiba berhenti tepat di depan halte. Lisa memandang bingung ke arah motor itu. Sang pemilik motor membuka helm full facenya membuat Lisa terkejut karena pemilik motor itu adalah Rendi.
Rendi menghampiri Lisa dengan senyum manisnya.
"Hai Lisa," sapa Rendi.
"Ngapain lo disini?" tanya Lisa dengan nada tak suka dan kini Lisa sudah bangkit dari duduknya.
"Karena aku mau ketemu kamu," kata Rendi sambil mengelus rambut Lisa. Lisa dengan cepat menghempas tangan Rendi yang sedang mengelus rambutnya.
"Jangan sentuh gue Rendi," bentak Lisa.
"Kenapa? Bukannya dulu gue udah pernah sentuh lo. Kenapa sekarang nggak bisa? Lo udah milik gue sepenuhnya Lisa," kata Rendi seakan Lisa adalah miliknya.
"Gue bukan milik lo. Gue nggak pernah mau di sentuh sama lo Rendi. Lo yang sentuh gue seenaknya. Lo hancurin persahabatan kita hanya karena nafsu lo," kata Lisa yang mulai emosi.
"Ini yang gue nggak suka dari lo. Lo hanya anggap gue sebagai sahabat lo doang, lo nggak pernah anggap gue lebih dari sekedar sahabat," kata Rendi.
"Karena kita emang sahabat dan nggak akan pernah lebih dari sahabat," kata Lisa penuh penekanan.
"Kenapa? Kenapa lo nggak mau jadi pacar gue Sa. Kenapa? Segitu bencinya yah lo sama gue," kata Rendi.
"Mungkin gue bisa cinta dan sayang sama lo lebih dari sahabat. Tapi setelah lo lecehin gue, lo hanya sampah di mata gue," kata Lisa dengan penekanan pada kata sampah.
Rendi terdiam menatap Lisa yang kini tengah menatapnya juga. Nafas Lisa naik turun akibat terlalu emosi dan tenaganya terkuras habis hanya karena berbicara dengan Rendi.
"Sampah? Lo hanya gue sampah?" kata Rendi rendah.
"Ya, bahkan bukan hanya sampah. Lo lebih menjijikan dari pada sampah," kata Lisa menaikan oktaf suaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fire and Water [COMPLETED] ✔
Teen Fiction⚠FOLLOW SEBELUM MEMBACA,DEMI KENYAMANAN MEMBACA ⚠FOLLOW SEBELUM MEMBACA,DEMI KENYAMANAN MEMBACA ⚠FOLLOW SEBELUM MEMBACA,DEMI KENYAMANAN MEMBACA Api bagaikan Sehun yang selalu bergejolak emosi. Setiap sikapnya selalu panas, membuat orang yang berada...