Lisa memutar knop pintu kamar Leo. Sebelumnya Dila dan Lisa membuat kesepakatan. Yaitu, Lisa memanggil Leo dan Dila yang memanggil Lei.
Sebenarnya Lisa sudah mengetuk pintu kamar Leo berkali-kali, tetapi tak ada jawaban apapun dari Leo. Karena sudah jengah, Lisa pun terpaksa masuk kedalam kamar Leo. Saat pintu terbuka, Lisa tak melihat Leo. Dimana dia?
Lisa mengalihkan pandangannya kearah pintu balkon. Sepertinya Leo sedang ada di balkon. Lisa melangkah mendekati balkon dan benar saja, Leo sedang berdiri di balkon.
"Bang," panggil Lisa.
"Ngapain lo kesini?" tanya Leo dingin tanpa menatap Lisa.
Lisa menghela nafas lalu menghampiri Leo. Ia berdiri disamping Leo. Lisa mendongakan wajahnya menatap Leo yang lebih tinggi darinya. Sedangkan Leo tak membalas tatapan Lisa, ia malah memandang lurus kedepan.
"Bang Leo marah sama Lisa?" tanya Lisa tetapi tak kunjung mendapatkan jawaban apapun dari Leo.
"Bang Leo benaran marah yah sama Lisa?" tanya Lisa lagi.
"Lisa minta maaf," ujar Lisa.
Leo menghela nafas lalu menatap Lisa yang sudah menatapnya duluan.
"Gue nggak marah sama lo Sa," kata Leo.
"Terus kenapa abang dinginin Lisa? Kenapa abang nanya Lisa dengan nada yang dingin kayak gitu?" tanya Lisa.
"Gue lagi malas aja Sa," kata Leo.
"Bang Leo bohong, pasti bang Leo marah kan sama Lisa?" tanya Lisa yang lagi-lagi membuat Leo menghela nafas.
Leo memegang kedua bahu Lisa, menatap lekat manik matanya.
"Gue nggak marah sama lo. Seharusnya yang marah disini itu lo, karena gue udah nonjok lo kemarin," kata Leo.
Lisa berhambur memeluk Leo membuat Leo hampir terjatuh karena pelukan mendadak dari Lisa. Leo merasakan bajunya kini basah. Lisa menangis.
"Ab-ang nggak salah, Li-sa tau kal-au bang Leo ng-gak sengaja hiks... hiks..." kata Lisa disela tangisanya.
Leo membalas pelukan Lisa dan mengusap pelan rambut Lisa.
"Maafin abang," ujar Leo.
"Bang Leo nggak salah," kata Lisa.
Leo melepaskan pelukan Lisa lalu menghapus air mata Lisa yang jatuh.
"Udah nggak usah nangis. Lo ngapain datang ke kamar gue?" tanya Leo yang mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Lisa mau ngajak bang Leo turun kebawah," jawab Lisa.
"Ngapain?" tanya Leo lagi.
"Ikut aja dulu, nanti juga tau," kata Lisa.
"Nggak," tolak Leo.
"Ayolah bang Leo," kata Lisa.
"Nggak mau Sa."
"Ayo bang Leo," rengek Lisa seperi anak kecil.
Leo menghela nafas. "Yaudah ayok."
Lisa tersenyum lalu menarik tangan Leo untuk menuju ke lantai satu.
"Jangan narik kencang-kencang dong Sa, sakit nih tangan gue," gerutu Leo yang diabaikan saja oleh Lisa.
Lisa melepaskan tangannya dari pergelangan tangan Leo saat mereka sudah ada di ruang keluarga. Dilihatnya Dila dan Lei yang sudah duduk di sofa.
Leo hendak berbalik saat melihat ada Lei disitu, tetapi terhenti ketika mendengar perintah dari Dila.
"Jangan berani pergi Leo, duduk sini," suruh Dila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fire and Water [COMPLETED] ✔
Teen Fiction⚠FOLLOW SEBELUM MEMBACA,DEMI KENYAMANAN MEMBACA ⚠FOLLOW SEBELUM MEMBACA,DEMI KENYAMANAN MEMBACA ⚠FOLLOW SEBELUM MEMBACA,DEMI KENYAMANAN MEMBACA Api bagaikan Sehun yang selalu bergejolak emosi. Setiap sikapnya selalu panas, membuat orang yang berada...