"Sisi !!!"
Aku memutar mencari sumber suara yang memanggil namaku. Dari jauh kulihat seseorang yang tidak asing mengendarai motornya ke arahku.
"Ken ?"
"Hai !"
"Hai Ken, ngapain ? Ada perlukah ? Kok sampai ke sekolahku segala ?"
"Ada."
"Ada apa Ken?"
"Mau ketemu kamu."
"Aku ?"
"Iya. Hehehe . Ada acara enggak?"
"Enggak sih, kenapa Ken ?"
"Jalan yuk."
"Kemana ?"
"Jajan, mau?"
"Ditraktir boleh ?"
"Bolehlah."
"Asikkk... Aku ambil motorku dulu ya?"
"Siap. Aku tunggu disini ya ?"
"Oke. Bentar ya ."*****
Ken mengajakku ke sebuah cafe yang tak jauh dari sekolah kami. Aku ga nyangka sih kalo si Ken bakalan datang ke sekolah dan ngajak aku jalan gini.Ken itu penampilannya tomboi juga kaya Dika, cuma Ken lebih rapi, kalo Dika kan amburadul. Ken juga gak kalah wangi dari Dika. Dari tutur kata, Ken lebih enak didengernya dari Dika. Pokoknya Ken lebih segalanya deh dari Dika.
"Udah lama Ter ?" Sapa Ken kepada seorang cewek cantik yang duduk di meja paling belakang cafe.
"Hai Ken, baru aja kok aku."
"Si duduk, ini kenalin temen aku, Tere namanya."
"Halo, aku Sisi."
Perempuan itu diem. Dia hanya memandangku ketus. Dia juga tak membalas ajakanku untuk berjabat tangan.
"Ter, dia ga tau apa-apa. Ayolah jangan jutek."
"Tapi kemarin dia sama Dika. Aku gak salah, dia orangnya."
Dika ? Oh iya, pantes aku gak asing. Ini kan cewek yang kemarin dimarahin Dika pas kita lagi makan itu.
"Iya, aku tau. Tapi dia gak tau apa-apa. Biar aku yang urus semua. Kamu gakbisa nyalahin dia. Dia ini lurus, gak tau apa-apa. Paham ?"
Apaan sih ? Aku jadi kaya kambing tau gak? Gak ngerti mereka ngomong apaan. Si Ken ini kupikir baik. Taunya kok malah bikin BT gini."Sisi mau minum apa?"
"Gak usah deh Ken. Aku pulang aja ya?"
"Kenapa ?"
"Gak apa sih, kalian disini aja. Aku pulang dulu."
"Eh tunggu !" Ken menghalangi langkahku untuk pergi. "Ada yang mau aku bicarain ke kamu."
"Soal ?"
"Dika."
KAMU SEDANG MEMBACA
girl friend (GxG)
أدب المراهقينDika bilang dia suka sama aku, tapi sikapnya sama sekali tidak menunjukkan kalau dia menyukaiku. Disisi lain ada Ken yang masih menungguku, tapi hatiku terlanjur terkunci untuk Dika. Aku bingung, disatu sisi Tere masih mengharap agar bisa kembali...