Aku masih ga ngerti apa salahku pada perempuan yang kutahu bernama Tere itu. Kenal tidak, bertemupun belum pernah, tapi dia sepertinya begitu membenciku tanpa sebab dan akibat yang aku tau.
Banyak mata memandang ke arahku dengan kejadian tadi. Kudengar Dika menampar Tere. Tapi aku tak melihatnya. Karena aku menutup wajahku.
"Maafin aku ya?"
Dika menggenggam erat tanganku.
"Maafin aku udah bikin kamu malu di depan umum, sampai kamu basah kaya gini."
"Dia itu siapa sih Dik? Kenapa dia begitu benci sama aku ?"
"Dia itu orang gila. Kamu gak usah peduliin dia."
"Gimana bisa aku ga peduliin sementara dia terus neror aku ? Kenal aja aku enggak Dik."
"Aku janji, setelah ini aku bakal bikin dia ga berani lagi neror kamu."
"Aku ga butuh itu. Aku cuma mau kamu cerita siapa dia, dan kenapa dia benci banget sama aku. Udah itu aja Dik."
"Aku pasti cerita. Tapi bukan sekarang. Kamu istirahat dulu ya. Ganti baju, baju kamu basah, nanti kamu bisa sakit. Aku pulang dulu."***
Aku gabisa tidur malam ini. Tere, Dika dan Ken bener-bener bikin kepala pusing. Ada aja masalah semenjak mengenal mereka. Dika jelas gak mungkin bisa diminta buat cerita, aku tau gimana Dika. Satu-satunya cara ya lewat Ken. Tapi gimana caranya ? Dika akhir-akhir ini jadi berubah. Semenjak yang kejadian aku diguyur air sama Tere kemarin dia berubah jadi sedikit lebih baik. Gak ketus kaya dulu. Dia juga tiba-tiba suka ngantar jemput aku sekolah. Kata dia biar ga diteror lagi sama Tere."Hai ..... Lama nunggunya ?"
"Baru kok Ken."
"Kamu kemana aja ? Kok aku susah banget hubungin kamu ?"
"Gaboleh sama Dika."Akhirnya aku bisa mencuri-curi waktu buat bisa bertemu sama Ken. Aku coba hubungi Ken pake hape Susan. Karena kebetulan Dika ga masuk sekolah hari ini jadi aku bisa hubungi Ken.
"Emang ada hubungan apa kamu sama Dika ?"
"Hubungan ? Maksudnya ?"
"Ya kok sampai Dika nglarang kita buat deket ?"
"Gatau sih, kata Dika gaboleh."
"Menurutmu Dika gimana orangnya?"
"Kenapa tanya kaya gitu ?"
"Ganteng ga ?"
"Ha ? Kan dia cewek ?"
"Tapi tomboy. Coba deh misal Dika cowok, ganteng ga menurut kamu ?"
"Ummmm kalo dia cowok sih iya, tapi kan dia cewek."
"Kalao Dika nembak kamu, kamu mau?"
"Aneh deh..... Ngomong apaan sih Ken kamu ?"
"Eh serius ini... Perumpamaan aja."
"Gamau ah, orang sama-sama cewek juga."
"Sisi!" Tiba-tiba Dika sudah berdiri di dekatku dan Ken.
"Dika ?"
"Kenapa Dik ? Apa salahnya kalo Sisi ketemu sama gue ?"
"Diem lo !"
"Sisi bukan siapa-siapa lo Dik. Gabisa lo larang-larang dia buat ketemu gue."
"Ayo pulang Si !"
"Lo bahkan ga berani bilang tentang siapa lo yang sebenarnya ke Sisi ?"
"Bukan urusan lo !"
"Gue tantang lo buat ngomong jati diri lo yang sebenarnya. Sebelum gue yang melangkah duluan buat ngedapetin Sisi !"
"Jangan pernah temuin Sisi lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
girl friend (GxG)
Teen FictionDika bilang dia suka sama aku, tapi sikapnya sama sekali tidak menunjukkan kalau dia menyukaiku. Disisi lain ada Ken yang masih menungguku, tapi hatiku terlanjur terkunci untuk Dika. Aku bingung, disatu sisi Tere masih mengharap agar bisa kembali...