52.

1.3K 79 3
                                    

"Masuk dulu. Aku bikinin teh hangat ya ?"
"Aku bikin sendiri aja. Bisa kok. Kamu ganti aja. Kamu basah kuyup."
"Oke. Bentar yaa."

Aku ke dapur membuat teh hangat untuk kami berdua. Aku pernah tinggal dirumah Dika, jadi aku tau lekuk-lekuk rumah Dika.
"Si, aku ga punya kaos cewek. Tapi pake bajuku mau kan ? Kegedean pasti, tapi daripada kamu sakit nanti ?" Kata Dika sambil memberikan kemeja putih l yang mungkin berukuran XL padaku.
"Iya." Aku mengangguk menerimanya. "Ini teh hangatnya."
"Oke. Makasih yaa?"
"Aku ganti baju dulu."

Baju dari Dika jelas kebesaran untukku. Biasanya aku pakai size S/M, tapi ini pakai size XL. Aku keluar toilet dengan rasa malu. Karena kemejanya hanya sampai atas lututku.

"Cantik." Puji Dika.
"Apaan sih?" Aku malu sambil duduk di dekat Dika.
"Aku anter nanti kalau udah ga ujan ya?"
"Iya, santai aja kali Dik."
"Minum obat ya ? Biar ga sakit?"
"Gamau ah. Orang ga kenapa-napa. Ada juga kamu tuh yang basah kuyup. Aku kan pakai jaket kamu."
"Aku jagoan dong."
"Masaaak ?"

Kita berdua tertawa bersama sambil sesekali menyeruput teh hangat yang kubuat. Ditemani film romantis sore ini.

"Si ?"
"Hmm.... "
"Aku serius suka sama kamu."
"Iya."
"Kok iya sih ? Aku mau jawaban kamu. Biar aku juga bisa segera lanjut."
"Maksudnya ?"
"Ya kalau kamu gamau yaudah, aku pergi. Aku kubur dalam-dalam perasaanku. Kalau kamu mau ya aku seneng."
"Oh... "
Kami diam. Jujur aku bingung dalam situasi saat ini. Aku memandang Dika. Dia memejamkan matanya. Mungkin lelah dan ngantuk. Rambutnya berantakan. Memakai kaos biru dan celana kolor pendek warna hitam juga tetep bikin Dika kelihatan keren.
"Dika ?"
"Hmmm.. " Jawab Dika tanpa membuka mata.
"Aku takut."
"Takut kenapa ?"
"Aku belum siap kalau mereka tau aku lesbian."
Dika membuka matanya. Menatapku. Mungkin dia marah.
"Maaf ya. Kita berteman saja."
Dika mengangguk. Kemudian dia memejamkan matanya kembali. Tanpa sepatah katapun. Aku melihatnya. Aku ingin menyentuhnya, tapi .... Aku takut.

###
Upacara sekolah hari ini berasa terlalu lama. Kepala sekolah mengumumkan tentang jadwal liburan sekolah berkaitan dengan ujian anak kelas XII.
"Duh lama banget sih ?" Susan mulai mengeluh.
"Iya nih. Pusing kepalaku." Keira juga mengeluh.
Brukk ! Tak berapa lama kemudian Keira pingsan. Barisan kelas kami heboh. Dika, Susan dan aku mengangkat Keira bersama. Kami membawa Keira ke UKS.
"Sisi, beli teh hangat ya kamu? Bisa ?" Tanya Susan.
"Oke. Aku beli dulu."
Aku berlari ke kantin sekolah. Sementara Dika dan Susan di dalam ruang UKS menunggu Keira sadar.

Gak lama begitu aku mendapatkan teh panas aku langsung kembali ke UKS. Tidak kudengar suara obrolan orang, mungkin tidur pikirku. Aku melangkah pelan karena takut mengganggu Keira. Kubuka pintu UKS pelan. Seketika satu gelas teh hangat yang kubawa jatuh dan pecah. Aku tidak melihat ada Susan disana. Yang kulihat hanya Keira sedang duduk ditempat tidur dan Dika yang berdiri tepat di depan Keira. Dan mereka berciuman. Aku memutar badanku dan berlari menjauhi mereka. Dipintu keluar aku menabrak Susan.
"Aduh, kenapa Si? Pelan-pelan dong. Teh hangatnya udah?"
Aku tak menjawab pertanyaan Susan aku kembali berlari menuju toilet dan menangis disana.

Mungkin Dika sudah pacaran sama Kei. Dan aku juga tidak berhak untuk marah dan menangis. Aku sudah menolak Dika hingga 2x dia nembak aku. Dan jika memang pada akhirnya Dika jadian sama Kei harusnya aku gaboleh seperti ini. Tapi aku gabisa bohong kalau aku begitu sakit hati. Baru kemarin aku jalan-jalan sama Dika. Baru kemarin Dika bilang ga ada apa-apa sama Kei, bahkan kemeja Dika yang kupakaipun belum kering. Tapi secepat itukah Dika berpaling ?

'Ken, aku mau bicara'
Kukirimka pesan whatsapp kepada Ken. Saat ini aku butuh teman seperti dia.

girl friend (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang