"Sisi!" Ken mengagetkanku.
"Eh." Jawabku bingung.
"Kamu kenapa ?"
"Enggak."
Aku bingung mau jawab apa. Karena aku gengsi kalau harus jujur sama Ken kalo aku nyariin Dika.
"Nyari Dika ya?" Tanya Ken. Nah kan ketauan.
"Enggak, aku lihat sekeliling aja kok Ken."
"Masak sih ?" Goda Ken.
"Iyalah." Nah kan ketauan ? Gimana nih.
"Ganteng sih ya ? Wajar kalau orang lurus kaya kamu juga gampang tertarik." Sindir Ken sambil senyam senyum.
Aku ? Diem ajalah, malu. Ya karena emang bener apa yang diomongin sama Ken.
"Boleh kok Si kalau mau suka. Asal jangan sampai masuk kedalamnya. Susah keluar kamu nanti."
"Kamu ngomong gitu bilang aja karena gamau nglihat Tere harus kehilangan Dika lagi kan ?"
"80% nya itu. Tapi 20%nya karena aku peduli sama kamu."
"Iyakah ?"
"Iyalah. Dunia belok itu asik. Candu. Akan susah keluar dari sini. Godaan itu banyak, apalagi kalau udah nemu sama titik nyamannya."
"Aku boleh nanya enggak ?"
"Apa?"
"Kenapa harus ada sebutan-sebutan semacam belok, feme, girl frien dan sebagainya itu ?"
"Ya buat identitas. Biar orang tau. Oh si Dika itu buci. Kenapa buci ? Ya karena dia mirip kaya cowok. Penampilannya tomboy. Kenapa Tere disebut feme ? Karena dia feminim, cewek habis. Cantik. Manja. Ada juga andro. Kenapa andro ? Ya karena dia bisa jadi buci bisa jadi feme tergantung dia dapat pasangan yang seperti apa."
"Kalau kamu buci juga ?"
"Iyalah, masak feme? Hahah. Nah kalau girl friend itu kalau bagi kalian namanya pacar. Teman wanita. Teman perempuan yang spesial."
"Oh .... "
"Kenapa ? Mau jadi feme ?"
"Enggaklah. Aku jadi cewe normal aja. Heheh"
"Serius nih ? Pantes lho padahal jadi feme ?"
"Kenapa ?"
"Ya karena kamu gaul sama anak belok gini. Hehehe. Kamu suka ya sama Dika ?"
"Enggak."
"Aku tau lho kamu mau ikut aku karena mau kepo sama Dika kan ?"
"Ih sok tau. Heheh "
"Jujur Sisi...... "
"Kamu udah ga marah lagi emang kalo aku bilang ke kamu aku suka sama Dika?"
"Enggaklah. Paling cuma ngasih tau aja biar perasaan kamu segera ilang. Hehhee.. "
"Ken ....... " Tere datang menghampiri kami bersama dengan Dika.
"Hei." Sambut Ken lembut pada Tere.
"Hai Sisi. Kalian baru datang ya ?"
"Udah lama kok, lumayan sih. Kenapa?" Jawab Ken.
"Kok ga nyari kita ?"
"Takut ganggu. Kamu kan lagi ngobrol sama Dika." Jawab Ken lagi.
"Enggaklah, justru kita seneng kalo bareng-bareng gini. Ya kan sayang?" Tanya Tere ke Dika.
Duh sayang, kok agak gimana gitu ya rasanya ngedenger kalimat itu.
"Kita kedalem yuk, acara mau mulai nih." Ajak Tere.
Kita semua mengangguk menyetujui ajakan Tere. Tere menggandeng Dika berjalan di depanku dan Ken.
"Aduh." Aku tersandung batang pohon mati dihalaman rumah vero.
"Sisi kamu gapapa?" Dika lansung duduk menolongku.
"Sakit Dika kakiku."
"Iya, berdarah. Aku bersihin ya lukanya?"
Aku mengangguk.Tiba-tiba disaat Dika akan membantuku berdiri Tere pergi berlari meninggalkan kami.
"Tere !" Ken menatap kami berdua marah. Lalu dia mengejar Tere.
"Dika, Tere kayanya dia marah kamu nolongin aku?"
"Udah biarin aja."Disaat kita akan masuk kedalam rumah Vero, beberapa orang berlari-lari ke halaman belakang rumah Vero.
"Ada apa ya ?" Tanyaku.
Tidak berselang lama, Ken datang sambil menggandeng Tere yang sudah basah kuyup sambil menangis.
"Sisi aku pulang dulu. Aku mau antar Tere ke dokter."
"Oh iya Ken. Aku bisa pulang sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
girl friend (GxG)
Teen FictionDika bilang dia suka sama aku, tapi sikapnya sama sekali tidak menunjukkan kalau dia menyukaiku. Disisi lain ada Ken yang masih menungguku, tapi hatiku terlanjur terkunci untuk Dika. Aku bingung, disatu sisi Tere masih mengharap agar bisa kembali...