Aku menjauh dari Dika. Itu sudah keputusanku. Kupikir tidak ada yang perlu lagi dilanjutkan. Aku sudah tau bagaimana perasaan Dika ke Tere. Bener kata Ken, Dika itu gampang banget bikin orang nyaman deket sama dia. Termasuk aku. Iya. Aku baper sama Dika. Kali ini aku jujur kalau aku suka sama Dika. Kok bisa ? Aku juga gaktau. Tapi mungkin hanya sebatas suka. Aku juga gak mungkin jalan sama Dika. Itu mustahil. Aku dan Dika sama2 perempuan. Mungkin sebatas suka hanya karena nyaman. Bukan untuk memiliki.
"Sisi." Panggil Dika.
"Aku mau ke kantin." Jawabku ketus.
"Aku ikut ya ?"
"Aku mau sendiri."
"Sisi, aku minta maaf. Iya aku tau aku salah. Aku ..... "
"Berhenti ngikutin aku. Aku ga suka."
"Sisi aku bisa jelasin.... "
"Kamu yang pergi atau aku yang pergi ?"
"Oke. Aku pergi." Dika pergi.
Ga tega sebenarnya, aku bukan orang sejahat itu sebenarnya. Tapi Dika udah bikin aku kecewa dan sakit hati selama dua kali, aku takut kalau aku baikin Dika lagi, dia akan mengulang kesalahan yang sama, dan aku gamau terluka untuk ketiga kalinya.###
"Aku duduk sama kamu San ? Kei kamu duduk sama Dika ya ?" Pintaku saat kita akan memasuki kelas.
"Dengan senang hati." Jawab Keira girang.
Aku memang sengaja bener-bener mau menjauh sama Dika. Perkara tempat dudukpun aku libatkan. Mungkin ini lebih baik daripada aku terus-terusan baper sama Dika.
"Sisi tunggu !" Dika menahan tanganku.
"Apa sih Dik ?" Kulepas paksa tangan Dika.
"Aku mau bicara."
"Gak ada lagi yang perlu dibicarakan Dika."
"Ada. Ini penting."
Kami bertatapan. Bertatapan penuh amarah dariku dan harapan dari Dika.
"Dikaaaaa .... !" Tere berlari ke arah kami.
"Hai Sisi..... " Sapa Tere begitu sampai di depan kami.
"Aku pergi!" Aku pergi meninggalkan mereka penuh dengan rasa amarah.###
Aku sengaja pergi ke gramedia untuk mencari novel untuk penghibur rasa bosanku. Mau ngajak Keira dan Susan tapi mereka gamau. Yaudah aku pergi sendirian.
Entah kenapa aku tertarik pada sebuah novel lama yang berjudul Dicintai Jo yang pernah terbit di tahun 2003 lalu. Menceritakan tentang seorang menceritakan tentang seorang wanita bernama santi dengan rasa rendah diri yang beneran kelewat mentok sampai bawah sekali. Ketika Santi berfikir dunia berpaling dari dirinya dan ia hanya berani bermimpi saja, datanglah seorang penyelamat bernama Joyce, Jo.
"Bisa gue bicara sebentar?" Tanya seseorang perempuan yang berdiri disebelahku.
Kulirik sebentar untuk memastikan apakah aku yang sedang diajak bicara atau tidak.
"Ini gue." Tere. Dia ternyata Tere. Aku tidak tau sejak kapan dia sudah berdiri disampingku karena aku terlalu fokus membaca sinopsis novelnya.
"Tidak ada yang perlu dibicarakan." Aku segera pergi meninggalkan Tere dengan cepat.
"Tunggu !" Tere menarik tanganku.
"Lepasin!"
"Ini terakhir. Gue ga aka ganggu lu lagi."
Oke. Aku akhirnya menyetujui permintaan Tere untuk bicara padaku. Kuajak dia di cafe deket toko buku.
"Ini masalah Dika." Tere membuka pembicaraan kita.
Aku diam.
"Aku udah putus sama Dika." Kata Tere sambil menangis. Kali ini aku sedikit iba karena aku merasa bersalah. Iya mungkin mereka putus karena kemarin Dika lebih memilih untuk menolongku daripada dia.
"Aku pacaran sama Dika udah lama, kita udah tau kepribadian masing-masing. Jujur aku gabisa kalau harus putus kaya gini lagi." Tere kembali menangis.
"Aku udah ninggalin semua demi bisa balikan lagi sama Dika. Tapi ternyata semua yang aku lalukan sia-sia."
Aku sungguh merasa bersalah melihat Tere begitu. Melihat dia meletakkan kepalanya di meja makan sampil menangis.
"Tere ." Kupegang tangannya. "Aku minta maaf ya?" Lanjutku.
Tere menatapku.
"Aku tidak ada hubungan apa-apa sama Dika. Maaf karena kemarin Dika memilih untuk menolongku ketimbang kamu. Tapi sumpah, aku ga drama dan aku ga pura-pura jatuh agar bisa ditolong sama Dika."
Kami sama-sama diam.
"Aku udah mulai menjauh sama Dika. Tempat dudukpun udah ga sebangku lagi. Aku juga gamau lagi ikut campur dalam dunia perbelokan kalian. Aku ingin menjadi manusia biasa sebelum kenal Ken, Dika, dan kamu."
Tere diam masih menatapku.
"Mungkin setelah ini kamu akan lebih baik lagi sama Dika."
Berat. Aku berat ngomong itu sebenarnya. Pengen nangis tapi malu.

KAMU SEDANG MEMBACA
girl friend (GxG)
Novela JuvenilDika bilang dia suka sama aku, tapi sikapnya sama sekali tidak menunjukkan kalau dia menyukaiku. Disisi lain ada Ken yang masih menungguku, tapi hatiku terlanjur terkunci untuk Dika. Aku bingung, disatu sisi Tere masih mengharap agar bisa kembali...