"Kamu kenapa ga nolongin Tere ?" Tanyaku pada Dika.
"Kan udah ada Ken."
"Ya tapi kan Tere pacar kamu."
"Kata siapa ?"
"Kata kamu kan dulu pas Tere kesekolah?"
"Emang aku bilang?"
"Yang waktu Tere bilang ke kita kalian pacaran?"
"Itu kan Tere yang bilang. Bukan aku."
Bener juga sih. Dika ga pernah bilang kalau dia balikan sama Tere. Aku tersenyum melihat Dika memijat kakiku. Gatau kenapa aku seneng lihat Dika lebih memilih untuk menolongku ketimbang Tere.
"Kamu pacaran sama Ken?" Tanya Dika membuyarkan lamunanku.
"Heh?" Aku kaget. "Enggaklah."
"Kenapa datang sama Ken diacara ulang taun anak belok ?"
"Karena ....... " Aku gabisa jawab pertanyaan Dika. Karena sejujurnya kan emang aku ikut acara demi kepoin dia. Masa iya aku jujur. Kan malu.
"Karena apa ?"
"Karena pengen ikut Ken. Pengen tau a pestanya kaya apa." Jawabku ngasal.
"Masak sih ?"
"Pengen tau pestanya apa pengen tau ada aku apa enggak?"
Oh no ! Mukaku pasti langsung memerah kali ini. Aku tidak menjawabnya. Tapi diam dan menunduk.
"PD!" Jawabku menutupi maluku.
"Yaudah sih gamau ngaku. Padahal aku mau GR kalo kamu ngaku."
Aku tersenyum. "Dika?"
"Iya ?" Dika mendongak menatapku setelah dari tadi dia fokus memijat kakiku. Oh yes, keren banget sih si Dika ini.
"Kenapa ?" Tanyanya kembali.
"Laper."
"Oh iya, kita belum makan tadi. Kamu mau makan apa?"
"Bakso aja deh."
"Boleh. Yuk kita cari tukang bakso. Bisa jalan?"
"Bisalah."
Kring kring ...... Ponselku berbunyi. Kulihat ada nama Ken di layar. Entah kenapa aku merasa tak ingin mengangkatnya karena itu pasti berita dari Ken soal Tere. Iya bayangan kemarin kemudian terlintas begitu saja di pikiranku.
"Angkat aja." Suruh Dika.
Kuangkat telponnya. "Halo ?"
"Sisi, bisa bicara sama Dika ?"
Aku loud speaker ponselku. "Udah."
"Dika, bisa datang kerumah gue ? Tere panggil-panggil kamu terus. Sekali ini aja."
"Kenapa sama Tere ? Dia gapapa kan ?"
"Lu lihat sendiri aja." Telpon mati. Dika mengembalikan ponselku.
"Kamu kalau mau pergi, pergi aja. Kasian Tere. Dia butuh kamu." Asli pas bagian ngomong ini dalam hati aku berharap Dika ga ninggalin aku lagi demi Tere.
"Ikut aku ya ?"
"Ga usah. Aku gpp kok pulang sendiri. Masih banyak ojek online Dika."
"Mana bisa aku biarin kamu pulang sendiri sementara kakimu sakit kaya gini?"
"Aku serius. Aku gpp Dika. Kamu pergi aja kerumah Ken. Tere butuh kamu. Dia datang sama kamu, harusnya kamu tanggung jawab."
"Aku mau kamu ikut aku. Ayok."###
Dan pada akhirnya aku ikut sama Dika. Begitu motor kami berhenti Dika langsung berlari masuk kerumah Ken. Dari dalam kulihat Tere langsung menyambut Dika dengan pelukan hangatnya. Jujur aku tidak begitu suka melihat momen seperti ini.
"Aku minta maaf ya Tere." Kata Dika.
"Enggak Dika. Aku yang minta maaf. Aku ga seharusnya bohong sama kamu."
Hanya itu percapakan yang kudengar dari balik pintu. Aku lebih memilih pergi dari sini. Aku putuskan untuk naik ojek online. Ken terus menghubungiku. Tak kuangkat. Dan kumatikan ponselku. Sejujurnya aku ingin Dika yang menelponku. Bukan Ken. Ini kali kedua Dika membuatku sakit hati. Tau ga sih rasanya habis dibikin berbunga-berbunga trus dibikin layu ? Nyesek!

KAMU SEDANG MEMBACA
girl friend (GxG)
Teen FictionDika bilang dia suka sama aku, tapi sikapnya sama sekali tidak menunjukkan kalau dia menyukaiku. Disisi lain ada Ken yang masih menungguku, tapi hatiku terlanjur terkunci untuk Dika. Aku bingung, disatu sisi Tere masih mengharap agar bisa kembali...