19.

1.4K 105 0
                                    

Aku diantar Keira berhenti di tempat billyard yang dulu sempat aku datangi bersama Ken dan ketemu Dika. Aku menghubungi Ken seperti saran Keira dan Susan untuk menanyakan posisi Dika. Ken bilang dia tidak tau, karena mereka sejujurnya memang sedang ada masalah. Tapi Ken menyuruhku untuk datang ke tempat billyard, karena Dika itu hobi main billyar, menurut Ken kemungkinan besar Dika ada disini.
"Kamu berani sendiri?" Tanya Keira memastikan.
"Beranilah. Kalau ga berani juga kamu gabisa nemenin."
"Hahah iya, aku ada latian kan nanti."
"Gitu sok nanya berani apa enggak."
"Biar kaya orang perhatian."
"Sana pergi."
"Ojol ya baliknya kalo ga nemu Dika?"
"Siap."
"Aku duluan ya, semoga berhasil."
"Oke."

Aku menatap kembali gedung billayr itu dari luar. Banyak yang kendaraan-kendaraan terparkir, sambil melihat satu persatu motor siapa tau ketemu motor Dika. Tapi ternyata gak ada. Ragu untuk masuk, karena ga ada satupun orang yang kukenal. Ken awalnya mau nganter, tapi aku gamau kalau kehadiran Ken malah jadi bikin mereka ribut lagi.

Aku memasuki gedung billyard itu, sambil melihat sekeliling ruangan berharap bisa segera ketemu Dika. Beberapa pasang mata tertuju kepadaku, kudengar sambil berbisik-bisik, entah apa yang mereka bicarakan. Di ruang no smooking alias bagian cafe nya ga ada tanda-tanda kehadiran Dika. Tiba aku berdiri di pintu masuk ruang smooking area, aku semakin ragu dan takut. Tapi entah apa yang mendorongku untuk berani masuk. Dalam hatiku bilang "demi Dika." 

Kumasuki ruangan yang gelap remang-remang itu. Dari meja ke meja kulewati, tak kulihat kehadiran Dika. Aku menoleh kanan dan kiri tetap tak kulihat Dika. Banyak yang sedang bermain billyard, tapi tak ada sosok Dika sama sekali.
"Hey !" Sapa seseorang bersuara bariton kepadaku.
"Eh." Aku kaget sekaligus takut.
"Cari siapa ? Dari tadi kulihat bolak balik aja?" Tanyanya kembali.
Kulihat dia dari atas sampai bawah. Penampilannya gajauh beda dari Ken dan Dika. Mungkinkah dia juga belok?
"Heh ! Ditanyain juga?"
"Dika. Aku cari Dika."
"Oh Dika buci ?"
"Hah?"
"Dika buci ? Apa Dika siapa ?"
"Aku gatau nama lengkapnya. Tapi dia cewek, suka nongkrong disini. Anaknya tomboy."
"Oh iya. Tau. Tuh dia disana." Sambil menunjukkan disudut pojok meja billyard.
"Oh. Iya makasih."
"Kamu gf.nya?"
"Eh ?"
"Bercanda. Kesana aja."
"Oke. Makasih ya."

Aku berjalan ke arah dimana Dika sedang tiduran dideket meja billyard. Aku berdiri di dekatnya. Ada handfree menancap ditelinganya, matanya terpejam, ditangan kanannya ada sepuntung rokok. Sepertinya dia belum menyadari kehadiranku.
"Dika." Kusentuh tangannya untuk membangunkan dia.
"Sisi ?" Dika terbangun dan segera mematikan rokoknya. "Kamu ngapain kesini?"
"Cari kamu."
"Hah ? Bentar. Kita duduk diluar aja yuk, disini bau asap rokok. Kasian kamu."

girl friend (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang