22.

1.4K 90 2
                                    

Biarkanlah kurasakan hangatnya sentuhan kasihmu, bawa daku penuhiku, berilah diriku kasih putih dihatiku.

Aku mendengarkan sayup-sayup suara petikan piano. Kubuka mataku pelan. Kulihat sekeliling sebuah ruangan bercat warna merah. Sekeliling ada gambar-gambar band Dewa 19. Kuubah posisiku menjadi duduk. Kulihat poto Dika dimeja tempatku tidur. Aku baru ingat tadi Dika mengajakku pulang dari tempat billayard. Tapi kok bisa disini ya ?

Aku kan menjadi bintang-bintangmu, kan slalu menyinarimu, dan menghapus rasa rindumu, yang pilu.

Kali ini aku berdiri dan keluar kamar mencari sumber suara merdu yang sedari tadi membuatku penasaran.

Iya. Itu Dika. Aku melihat dia bermain piano di ruang tengah rumahnya. Rumah mewah yang cukup besar jika ditempati Dika seorang diri. Aku berjalan pelan kearahnya.

"Dika."
"Heii ... Udah bangun ?"
"Kok berhenti ?"
"Apanya?"
"Main musiknya."
"Kamu keganggu ya ?"
"Enggak. Aku suka."
"Iyakah?"
Aku mengangguk. "Suaramu bagus."
"Kamu bukan orang yang pertama bilang kaya gitu."
"Sombong."
"Lah, emang iya tau."

Diam. Dika kembali memainkan pianonya. Entah musik apa. Tapi yang jelas aku suka.
"Kamu bisa nyanyi?"
"Dikamar mandi bisa."
"Hahhha suaranya jelek ya ?"
"Ihh Dika!"
"Bercanda. Lagu kesukaan kamu apa?"
"Semua lagu aku suka."
"Yaudah nyanyi aku yang iringin."
"Maluuuu."
"Kenapa ?"
"Takut diketawain sama kamu."
"Hahahha enggaklah. Yok nyanyii."
"Lagu apaan ?"
"Lah ? Kamu maunya apa ? Lagu Dewa 19 bisa ?"
"Lagu lama ?"
"Heem."
"Bisa dikit-dikit"
"Yang judulnya apa ? Kamulah satu-satunya bisa ga ?"
"Bisa-bisa, tapi ga apal."
"Gapapa, aku duluan ya, nanti kamu nyaut ?"

Laras hati
Berkelana iris janji
Menyulih bisikan
Bisikan memacu hasrat
Desir-desir mimpi
Isyaratkan legit dunia

Kamulah satu-satunya
Yang ternyata mengerti aku
Maafkan aku selama ini
Yang sedikit melupakanmu

####

"Makasih ya." Ucap Dika saat dia mengantar aku pulang.
"Buat apa?"
"Udah nemenin aku hari ini."
"Sama-sama."
"Yaudah sana masuk. Udah malam."
"Besok kamu masuk sekolah kan ?"
"Iya."
"Awas bohong."
"Enggak. Besok ku jemput mau?"
"Kan jauh ?"
"Gapapa, buat kamu ga masalah."
"Boleh."
"Oke. Kamu masuk aku pulang."
"Oke. Kamu ati-ati ya Dik."
"Siap. Daaa"

Hari ini baru aku tau, kalau ternyata Dika memiliki kepribadian yang berbeda lagi. Entah kenapa semakin kesini aku merasa dia semakin berbeda. Kesan sombong dan cueknya dia dulu pas pertama kenal tu ilang seiring berjalannya waktu.

Maluuuuuu bangeettt pas dibonceng Dika tidur di motornya. Dika males antar aku pulang, makanya dia bawa aku kerumahnya. Itu cerita dia tadi.

girl friend (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang