"Dika ?" Aku kaget. Karena Dika sudah duduk dibawah pohon mangga depan rumahku.
"Sisi ? Kamu darimana aja ? Aku daritadi cariin kamu." Dika langsung menghampiriku yang baru saja mematikan motorku.
"Aku telpon juga gak aktif nomer kamu." Lanjutnya.
"Kamu ngapain disini ?"
"Aku mau ngejelasin sesuatu sama kamu."
"Ngejelasin apa ?"
"Yang kamu lihat gak seperti yang kamu bayangin Si. Aku .... "
"Cukup Dika ! Gak usah dilanjutin lagi."
"Tapi Si ?"
"Gpp kamu sama Keira aja. Aku dukung kalian."
"Enggak. Aku ga ada apa-apa sama Keira serius. Apa perlu aku minta Keira suruh kesini biar dia jelasin semua sama kamu ?"
"Gak perlu. Kei suka sama kamu udah lama. Jadi biarin dia jalan sama kamu." Aku beranjak meninggalkan dia."
"Sisi! Aku suka sama kamu. Bukan Keira!"
"Kalau suka tu gak kaya gitu Dik. Kemarin bilang suka trus hari ini ciuman sama orang lain. Sahabat aku sendiri pula !"
"Sisi ..... "
"Jangan bikin baper anak orang. Kalau sama Kei, mending sama Kei aja. Ga usah modusin aku juga. Untungnya apa sih buat kamu kalau persahabatan aku rusak ?"
"Sisi plis !"
"Aku capek. Mau istirahat." Kutinggalkan Dika sendiri di depan rumah.
Aku langsung menghamburkan diriku ke kasur sambil menangis. Setelah beberapa saat aku coba intip dia dari kaca kamarku. Dia terduduk lesu di depan motornya.
"Maafin aku Dika ! Aku juga suka sama kamu. Tapi aku udah terlambat. Kamu udah sama Kei. Biar aku yang pergi."
"Kata siapa terlambat ?" Tiba-tiba Keira muncul di belakang kami.
"Kei?" Aku kaget. "Kamu denger ? Aku ..... "
"Biarin aku yang ngomong. Kamu diem. Oke?"
Kei mendatangi kami berdua. Dia berdiri tepat di samping Dika. Dia tersenyum padaku sebelum pada akhirnya dia merangkul Dika. Dan aku tidak suka melihatnya. Jujur !
"Aku emang suka sama Dika. Aku juga udah ngungkapin perasaanku ke Dika, trus tau ga kamu apa jawaban Dika ?" Tanya Keira.
Aku menggeleng.
"Kata Dika, aku cuma dianggap teman sama dia. Trus pas aku tanya kenapa ? Kamu tau ga Dika jawap apa lagi ?"
Aku menggeleng lagi.
"Kata Dika, hatinya udah di kamu. Meskipun kamu nolak Dika 2x, tapi Dika tetep masih bertahan buat bikin kamu suka sama dia."
Aku melengos. Tidak percaya sama ucapan Kei. Karena bukti yang kulihat tidak sama dengan yang Kei ucapkan.
"Trus soal ciuman itu ....... " Keira menatap Dika.
"Kita ga ciuman. Itu bagian dari acting kita untuk mengetahui gimana perasaan kamu ke Dika sebenarnya." Lanjut Keira.
"Maksudnya ?" Aku bingung.
"Aku ga pingsan. Bego deh kamu. Masak iya upacara 45 menit aja aku pingsan ? Kalau drumband juga muter-muter panas-panas sampai 2jam lebih aku ga masalah kan ?"
"Aku ga ngerti."
"Aku sama Dika emang udah mengatur semua ini, jujur ini ideku karena Dika lebih memilih kamu ketimbang aku. Aku yang punya ide untuk membuat skenario ini, dengam harapan kita semua bisa tau perasaan kamu yang sebenarnya ke Dika. Dan akhirnya berhasil kan ?"
"Skenario apa?"
"Ya yang aku pura-pura pingsan, diangkat Dika, trus kemudian kita berciuman itu."
"Susan tau ?"
"Taulah .... Dia kan yang ngasih kode waktu kamu hampir sampai."
"Tapi dia kan diluar ambil obat ?"
"Heh, obat emang dimana ? Obat ya di UKS, aku sakit juga dibawa ke UKS, Susan keluar ruangan, dia ketuk-ketuk itu dari ruang ganti di sebelah UKS."
Aku masih belum bisa menerima semua ini. Aku masih bingung. Ku tatap wajah Dika yang sedari tadi senyam senyum.
"Skenario ini kalau hasilnya kamu cuek, Dika harus jadian sama aku. Tapi karena kamunya nangis bombay, mecahin gelas kantin, jadinya kamu yang harus jadian sama Dika."
"Jadi maksudnya aku jadi bahan taruhan ?"
"Taruhan buat tau perasaan kamu yang sebenarnya. Cietttttttttttt ...... " Keira mentowel hidungku.
"Apa sih Kei ?"
"Udah ah. Dramanya selesai. Selamat jadian kalian berdua. Ga usah mikirin gue. Dika, kenalin buci yang lebih keren dari kamu ya ?" Pinta Keira sambil merangkulku.
"Beresss.... Makasih ya Kei."
"Sama-sama. Heh Si, udah ngaku aja. Jujur aja kenapa sih kalau suka sama Dika. Hari gini ga usah kebanyakan mikir. Lakukan apa yang bisa membuat kita bahagia. Lupain hal yang sedih-sedih. Kalaupun kamu belok, aku sama Susan ga akan musuhin kamu. Asal kamu bagahia kita seneng. Nanti deh aku susulin belok kalo nemu yang lebih keren dari Dika. Hahahha "
Aku menunduk. Menutup wajahku yang malu. Karena mereka tau perasaanku yang sebenarnya.
"Aku balik dulu ya, udah sana baek-baek kalian berdua. Jangan lupa makan-makan tar malam. Dadaaaa ."
Keira pergi. Tinggal aku sama Dika sekarang. Aku masuk ke dalam rumah, kuberikan syarat pada Dika untuk mengikutiku. Kubawa dia masuk ke dalam kamarku. Karena kulihat dibawah ada ibuku yang sedang menonton tv.
KAMU SEDANG MEMBACA
girl friend (GxG)
Teen FictionDika bilang dia suka sama aku, tapi sikapnya sama sekali tidak menunjukkan kalau dia menyukaiku. Disisi lain ada Ken yang masih menungguku, tapi hatiku terlanjur terkunci untuk Dika. Aku bingung, disatu sisi Tere masih mengharap agar bisa kembali...