"Muka kamu kenapa Ken?" Tanyaku pada Ken begitu melihat bagian bawah mata dan pinggir pipi dia lebam seperti habis terkena pukulan. Kebetulan hari ini Ken mengajakku ketemu sehabis pulang sekolah.
"Habis dipukulin orang kemarin."
"Hah ? Kenapa ? Kok bisa ?"
"Mungkin cemburu sama aku."
"Hahhaaa kamu sih, pacar orang di deketin."
"Nah, emang kamu sekarang pacarnya siapa?"
"Lah ? Kok aku ?"
"Nanya. Jawab dong."
"Gak adalah. Jomblo asik gini. Jalan kemana juga gak ada yang larang."
"Kalo ada yang naksir ?"
"Siapa ?"
"Kan kalo ? "
"Yaaaa liat dulu dong, kalo cocok bolehlah... "
"Hahahhaha...... "
"Hai Si !" Datanglah Keira dan Susan menyusul kami yang masih di depan gerbang sekolah.
"Hai, kenalin ini Ken, yang aku ceritain kemarin."
"Oh, hai, Keira."
"Ken."
"Susan."
"Ken. Cerita apaan emang Sisi ? Jadi GR nih."
"Hahahah enggak sih, kan kemarin habis ngobrol sama Dika trus dia marah, trus kita tanya Dika kenapa trus Sisi bilang habis cerita soal Ken Dika marah gitu."
"Oalah, kirain apa. Eh si Dika kemana ?"
"Gamasuk dia hari ini Ken." Jawab Susan.
"Kenapa?"
"Gatau sih, keponakan kepala sekolah mah bebas. Hehhe." Jawab Keira.
"Tanya aja Sisi, dia teman sebangku Dika, siapa tau kabar-kabaran mereka." Pinta Susan.
"Idihh .... Kagak. Kita mana pernah kabar-kabaran. Tau sendirilah Dika modelnya gimana."
"Hahahha." Kita tertawa berempat.****
"Billyard ?"
"Iya, yuk masuk." Ken menggandeng tanganku masuk ke dalam tempat billyard. Kuikuti ajakan Ken ketempat billyard meskipun aku tidak suka billyard. Dan juga jujur ini baru pertama kali aku masuk ketempat seperti ini. Jangan bilang aku katrok plis. Karena memang aku tidak sehits dan segaul Keira dan Susan. Keluar malam aja aku jarang. Kalo pulang sekolah malam sering. Tapi kalo keluar malam gak pernah. Bisa ya dibedakan. Tapi malamnya juga yang gak larut. Paling jam 6 maghrib sampai rumah. Jangan bilang jam 6 itu sore. Karena kenyatannya matahari udah ilang. Kalo ilang berarti kan gelap, kalo gelap berarti malam. Udah titik."Mau minum apa ?" Tanya Ken begitu kami sampai di salah satu meja yang tidak terlalu jauh dari meja billyard.
"Bebas deh."
"Jus mau ?"
"Mau."
"Bentar ya ?"Ken pergi memesan minuman. Kuamati sekeliling. Baru kali ini selama 17 tahun akhirnya aku tau tempat billyard. Dari ujung timur sampai barat banyak sekali meja billyard berjejer-jejer. Dan semua mejanya full, tidak ada yang kosong satupun. Ruangannya tidak berAC, sehingga udara begitu panas, ditambah lagi bau asap rokok dimana-mana, sedikit bikin sesek nafas.
Aku duduk di cafe di depan ruangan billyard. Disini aku bisa melihat dengan leluasa orang-orang bermain billyard karena pembatas kami hanyalah sebuah kaca.
Disudut ruangan, aku melihat sosok yang kukenal. Aku berjalan mendekat ke arahnya, dia bersama dengan beberapa teman-temannya yang memiliki penampilan seperti dirinya. Aku mencoba meyakinkan diriku kalau itu bukanlah orang yang kukenal, tapi semakin dekat, aku semakin yakin kalo aku tidak salah orang.
"Dika ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
girl friend (GxG)
Ficção AdolescenteDika bilang dia suka sama aku, tapi sikapnya sama sekali tidak menunjukkan kalau dia menyukaiku. Disisi lain ada Ken yang masih menungguku, tapi hatiku terlanjur terkunci untuk Dika. Aku bingung, disatu sisi Tere masih mengharap agar bisa kembali...