Mie goreng yang kupesan sedari tadi sudah dingin. Es jus yang kupesan juga sudah mulai mencair. Semenjak kepulangan Ken semalam perasaanku mulai bercampur aduk. Entah apa yang kufikirkan tapi semuanya tak lepas dari Dika. Hari ini Keira sedang sibuk latian untuk persiapan lomba drumband antar sekolah. Sedangkan Susan dia sedang rapat pengurus OSIS dengan pak kepala sekolah entah untuk urusan apa.
"Itu mie goreng sama jus gak akan habis kalo cuman dilihat aja Si." Suara Dika membuyarkan lamunanku.
Daritadi jujur aku ingin bertanya sesuatu pada Dika. Tapi bingung mau mulai darimana pertanyaanku.
"Kenapa sih ?" Tanya Dika lagi.
Aku masih diam belum menjawab pertanyaan Dika. Daritadi dia terus melahap nasi pecel yang ada di depannya.
"Dik ?"
"Hmm." Jawabnya sambil sedikit melirik ke arahku. Dan tak berpaling dari makanannya.
"Kalo orang normal gitu bisa enggak sih ikut-ikutan jadi orang lesbian?"
Uhuk-uhuk ....... Dika terbatuk. Dia tersedak makanannya begitu mendengar pertanyaanku.
"Eh, kenapa ? Minum dulu nih." Tanyaku sambil memberikan minuman ke Dika.
"Kamu kenapa tanya kaya gitu ?" Tanya Dika.
"Gapapa, cuma nanya aja sih. Salah emang ?"
"Salah!"
"Kenapa ?"
"Ya pokoknya salah. Itu hal yang tabu untuk dibahas."
"Kaya gitu doang Dik, tabunya dimana?"
Dika tidak menjawab. Dia kembali melanjutkan makannya. Kesel ? Banget. Ini orang diajak bicara serius bener-bener gakbisa.
"Semalam Ken kerumah."
Manjur! Kalo kusebut nama Ken dia pasti fokus. Bener kan ? Sendok dan garpu dia letakkan. Matanya terus menatapku menyelidik.
"Ngapain dia kerumah ?"
"Main."
"Malam-malam ?"
"Iya, ada yang salah? Kan sama-sama cewek ini."
"Jadi maksud kamu tanya kaya gini ada hubungannya sama Ken ?"
"Gak ada. Aku cuma tanya aja."
"Kamu suka sama Ken?"
"Hah ? Ngaco !"
"Denger baik-baik!" Kali ini dia mendekatkan kursinya lebih dekat denganku. Jarak kami begitu dekat, dia mencondongkan tubuhnya di dekatku, hingga bau parfumnya menusuk ke hidungku.
"Aku gak suka kamu deket-deket sama Ken. Dan tolong jangan pernah kamu suka sama Ken. Percaya sama aku. Jalanmu lebih baik daripada aku dan Ken. Kamu cantik, masih banyak diluar sana cowok-cowok yang menunggu kamu buat jadi pacar mereka. Kamu ngerti ?"
Kutatap mata Dika. Mata yang teduh dan juga tajam menurutku. Mata elang yang dimiliki Dika yang mampu menembus ke dalam fikiranku.
KAMU SEDANG MEMBACA
girl friend (GxG)
Teen FictionDika bilang dia suka sama aku, tapi sikapnya sama sekali tidak menunjukkan kalau dia menyukaiku. Disisi lain ada Ken yang masih menungguku, tapi hatiku terlanjur terkunci untuk Dika. Aku bingung, disatu sisi Tere masih mengharap agar bisa kembali...