Hari ini tepat sudah seminggu Dika ga masuk sekolah. Aku jadi merasa bersalah atas apa yang udah pernah aku ucapin ke Dika dulu. Tapi sumpah aku ga pernah ada niatan sedikitpun buat bikin Dika sakit hati atau gimana. Aku sendiri juga ga sadar kenapa aku bisa ngomong sekasar itu sama Dika.
"Kamu tu jahat tau gak sih Si!" Kata Keira.
"Aku tuh kaya gini demi kamu Kei. Karena aku gak mau kamu kaya Dika."
"Tapi gak kaya gitu caranya. Dika ga pernah ngrusak aku. Dan aku sama Dika gak pernah ada hubungan apa-apa. Tanpa kamu larangpun aku udah bisa ngejaga diri aku."
"Harusnya kamu jangan bilang gitu Si. Kan kita udah janji untuk tidak mengungkit masalah itu di depan Dika." Susan menimpali.
"Dika baik, dia bener-bener baik. Perhatiannya emang luar biasa. Bisa saja aku baper sama dia, tapi aku ga sebego itu juga. Ga mungkin cuma hanya karena putus dari Doni trus aku pelarian sama Dika."
Aku terdiam. Sekarang aku sungguh benar-benar merasa bersalah.
"Atau jangan-jangan kamu ya yang suka sama Dika ?"
"Hah ?" Aku kaget. "Enggaklah. Aku masih normal. Ga mungkin aku jadi lesbian kaya Dika. Aku ga pacaran sama cowom bukan berarti trus aku segampang itu jadi lesbian kaya Dika."
"Jaga mulut kamu Si. Dika juga manusia, itu jalan yang udah Dika pilih, benci boleh tapi sebaiknya kamu jangan sombong. Ingat, Dika itu baik, dia perhatian kesemua temen-temennya. Jangan sampai kamu kemakan sama omongan kamu sendiri."###
Aku gabisa nelfon Dika, whatsapppun ceklist terus. Besar kemungkinan Dika blokir aku. Mungkin benar kata Susan dan Keira, aku terlalu berlebihan, aku tidak seharusnya berbicara sekasar itu sama Dika. Dan seharusnya aku dulu tanya dulu sama Keira tentang kedekatannya dengan Dika. Bukannya malah seperti ini, langsung menyinggung pilihan jalan dari Dika.
"Mungkin ga ya dia disini?" Tanyaku sendiri, ketika aku sampai di depan gedung billyard.
Aku melangkah pelan untuk memasuki gedung billyard, berharap ada Dika didalam. Tekatku sudah bulat untuk meminta maaf pada Dika. Benar saja, Dika ada disini. Dia sedang asik menghisap rokok sambil bermain billyard.
"Dika?" Aku menghampirinya. Yang baru kutau ternyata kalau dia sedang bersama dengan Tere.
"Sisi?"
"Aku ganggu ya ? Yaudah aku pulang." Aku berjalan membalikkan badanku dan pergi meninggalkan Dika.
"Sisi tunggu!" Dika menghentikanku saat aku hampir sampai di parkiran motorku.
"Apa Dik?"
"Kamu ngapain kesini ? Cari aku?"
"Tadinya iya, sekarang enggak."
"Kenapa ?"
"Kamu ngapain sama Tere ?"
"Bukannya kamu yang nyuruh aku buat balikan sama Tere ?"
"Jadi kamu beneran balikan sama Tere ?"
"Kamu kenapa sih Si ? Aku ga ngerti."
"Aku benci sama kamu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
girl friend (GxG)
Teen FictionDika bilang dia suka sama aku, tapi sikapnya sama sekali tidak menunjukkan kalau dia menyukaiku. Disisi lain ada Ken yang masih menungguku, tapi hatiku terlanjur terkunci untuk Dika. Aku bingung, disatu sisi Tere masih mengharap agar bisa kembali...