34.

1.3K 85 9
                                    

Aku tinggal dirumah Dika udah 3 hari ini. Rumah Dika sepi. Cuma ditinggali Dika sendiri. Perumahan ini dibelikan orang tua Dika agar Dika bisa menyadari kesalahannya sebagai penyuka sesama jenis. Tapi sepertinya ga bakal sadar juga sih menurutku. Ada 2 kamar di rumah berukuran 6x9 ini. Aku tidur juga tidak satu kamar dengan Dika. Dika bilang aku butuh privasi, dan Dika gamau khilaf kalau tidur bareng sama aku katanya. Emang gila tu orang.

Aku pulang telat ya, ada urusan bentar. Kamu mau dibeliin apa ?

Ada pesan masuk dari Dika. Dika emang gitu orangnya baik, selama aku disini, aku jadi sering ngrepotin dia. Pengen pulang tapi males liat mama sama papa. Pengen ngekos tapi aku ga ada uang buat bayar kos.

Ga usah Dik, kan dirumah masih ada jajanan sisa semalam. Kamu ati-ati aja.

Balasku.

Toktoktok ....
"Iya sebentar." Selama 3 hari disini tidak pernah ada tamu sebelumnya, tapi tumbenan hari ini ada tamu.
Plakkk !!!
Sebuah tamparan mendarat di pipiku begitu aku membuka pintu.
"Lu tu bener-bener ga bisa dikasih tau ya ? Gue udah bilang jangan deketin Dika, Dika itu punya gue. Eh sekarang malah lu tinggal bareng sama Dika. Apa maksud Lu ?"
"Apaan sih ?"
"Lu bilang lu normal, ga suka sama Dika, trus ini apa ? Haa ?"
"Gue ga ada hubungan apa-apa sama Dika."
"Halah basi ! Lu bilang lu normal, tapi kelakuan lu lebih rendah ya dari gue. Sampai segitunya buat ngedapetin Dika."
"Aku disini karena Dika yang nyuruh."
"Iya, lu sengaja kan pasti dengan cerita drama lu soal keluarga ? Lu masih punya temen-temen, kenapa harus Dika ?"
Aku diam. Iya terdiam karena memang aku sendiri juga tidak pernah punya alasan kenapa aku justru memilih untuk datang pada Dika, bukan Keira ataupun Susan.
"Lu udah tidur sama Dika?"
"Maksudnya ?"
"Lu udah ngelakuin itu sama Dika ?"
"Ngelakuin apa sih ? Aku ga ngerti."
"Tere? Ngapain kamu disini ?" Dika tiba-tiba datang.
"Dika, kenapa dia disini ?"
"Apa urusannya sama kamu ?"
"Sisi kamu kenapa ?" Dika menghampiriku, dia melihat aku memegang pipiku bekas tamparan Tere tadi.
"Lu nampar Sisi?" Tanya Dika pada Tere.
"Dika, aku ... "
"Pergi !"
"Tapi Dika ?"
"Gue bilang pergi ! Lu berani sentuh Sisi sekali lagi jangan harap gue mau ketemu lu lagi."
Tere pergi. Aku menatap Dika sebentar, kemudian masuk kamar. Sakit. Baru kali ini aku ditampar sama orang yang bukan keluargaku.

girl friend (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang