Jam sudah menunjukkan pukul 01.30. aku masih juga belum bisa memejamkan mataku. Aku masih kepikiran semua yang kubicarakan dengan Tere tadi. Dan gara-gara hal ini pula aku jadi lupa makan. Aku lapar. Sungguh sangat lapar.
'Laparrr..... ' kubikin status whatsapp.
Setelah itu kubuka IG, dan yang pertama muncul itu IG Keira, kulihat beberapa update poto terkakhirnya sekitar pukul 23.20 tadi. Ada poto-potonya bersama Dika. Kok bisa sih ? Ku banting ponselku di kasur. Seketika laperku jadi ilang.
Kubuka facebookku. Di berandaku muncul status facebook Ken 'i love you' dibawahnya ada poto tangan yang saling menggenggam. Mungkin itu tangan Tere dan Ken. Aku tersenyum, ikut seneng karena akhirnya Ken bisa juga jadian sama Tere.
Kriiingg kringgg ....... Ponselku berbunyi. Ada nama Dika memanggil. Jam menunjukkan pukul 02.15.
"Halo ?"
"Aku di depan. Buka pintunya ya?" Telpon mati.
Tanpa pikir panjang aku langsung turun tangga dan membuka pintu rumahku. Dika masih duduk di motor sportnya. Helm dia lepas dan dia taruh di kaca spion. Mengenakan jaket hitam, celana pendek biru dongker dan kaos warna hijau. Dika kelihatan keren. Ups !
"Nih, aku bawain kamu nasi goreng." Dika memberikan bungkusan plastik yang dia bawa untukku.
"Untuk apa ?"
"Aku lihat di status wa kamu, kamu bilang laper kan? Yaudah mumpung aku lagi dijalan aku mampir sekalian bawain kamu makan."
"Setelah kamu jalan sama Keira ?"
"Iya, tadi Keira minta ditemenin nongkrong. BT katanya."
"Aku ga butuh!" Kubuang nasi pemberian Dika ketempat sampah.
"Kamu kalau udah sama Keira sana sama Keira aja. Gausah sok baik sama aku."
"Sisi, kamu kenapa ? Aku salah pergi sama Keira?"
"Enggak."
"Sisi dengerin aku. Aku ga ada apa-apa sama Keira. Aku sama dia juga cuma temen. Sama kaya sama Susan juga."
"Bodo amat. Aku ngantuk. Mau tidur."
"Sisi tunggu. Aku udah putus sama Tere."
"Trus ? Kamu mau deketin Keira gitu ? Yaudah sana."
"Enggak, dengerin dulu penjelasan aku."
"Gamauuuu !" Aku pukul-pukul dada Dika sebel.
"Heh! Dengerin aku dulu!" Dika sedikit membentakku. "Kasih aku waktu untuk cerita semua ke kamu. Plis."
Dika memelas. Aku ga tega. Jujur aku sendiri juga bingung kenapa harus semarah ini melihat Dika jalan sama Keira. Padahal di satu sisi aku pengen keluar dari lingkaran gelap ini.
Aku mengangguk.
"Yaudah sekarang karena nasi gorengnya udah kamu buang ketempat sampah jadi gabisa dimakan lagi kan ? Kita cari makan yuk disekitar sini."
"Gausah, aku tidur aja. Makan besok aja sekalian sarapan."
"Jangan dong, nanti kamu sakit. Aku lihat di depan gang sana ada yang jual nasi liwet. Mau ?"
Aku berfikir sebentar.
"Apa perlu aku pamitin mama kamu?"
"Gausah. Dirumah ga ada orang. Mama pergi sama brondongnya."
"Yaudah yuk makan, aku temenin."
Aku mengangguk. Setelah mengunci pintu kami berdua makan nasi liwet di depan gang rumahku.
Saat aku lagi makan tiba-tiba Dika lepasin jaketnya dan dia pakein ke punggung aku. Tidak banyak kata. Seolah tidak ada apa-apa, Dika kembali melanjutkan makan nasi liwetnya. Tanpa menatapku sedikitpun.
"Awas, tar suka lho sama aku." Sindiran Dika membuyarkan lamunanku.
"Bukannya kamu seneng?"
"Jelas dong. Kan emang itu yang aku tunggu."
"Modus."
"Mean, median, modus ? Matematika dong."
"Garing!"
Kami diam. Lanjut makan lagi.
"Aku tadi ketemu sama Tere."
Dika tidak menatapku. Dia juga tidak menanggapi perkataanku. Dika masih tetap asik dengan nasi liwetnya seperti orang kelaparan. Padahal kan aku yang laper.
"Tere udah cerita semuanya ke aku. Soal kamu, dia dan Ken." Lanjutku. Dan Dika masih juga belum merespon. Sebel.
"Aku juga ga nyangka kalau wanita secantik Tere bisa melakukan hal bodoh seperti itu. Aku jadi takut."
"Kenapa?" Baru direspon sama Dika.
"Dunia belok itu semenyeramkan itu ya?"
"Ga semua kali."
"Tapi ini?"
"Yang kebetulan kamu temui ya yang pas buruknya aja. Tere aja yang udah gila. Diluar sana masih banyak kok kehidupan anak belok yang gak seburuk itu."
"Dika, aku takut."
"Kenapa ?"
"Takut sama kalian."
"Emang kita hantu?"
"Aku mau keluar dari lingkaran ini. Kita berteman saja seperti biasa. Jangan ada yang pakai perasaan satu sama lain. Dan lupakan soal latar belakangmu ketika kita di sekolahan."
Dika menghentikan makannya. Dia meletakkan sendok dan garpunya. Meminum teh hangat dan kemudian menatap mataku.

KAMU SEDANG MEMBACA
girl friend (GxG)
أدب المراهقينDika bilang dia suka sama aku, tapi sikapnya sama sekali tidak menunjukkan kalau dia menyukaiku. Disisi lain ada Ken yang masih menungguku, tapi hatiku terlanjur terkunci untuk Dika. Aku bingung, disatu sisi Tere masih mengharap agar bisa kembali...