"Nonton yuk, ada film baru nih." Rengek Keira.
"Boleh sih. Yang lain gimana ?" Tanya Dika.
"Aku bisa, tapi sama mas Rizal ya ? Dia mau jemput aku nanti." Pinta Susan.
"Bolehlah, gak masalah. Sisi ikut kan?" Tanya Dika.
"Aku ..... "
"Ikutlah, ngapain coba buru-buru balik ? Udah lama juga kita ga nonton kan ?" Paksa Keira.
"Yaudah ikut."
"Dika aku bonceng kamu ya?" Rengek Keira manja.
"Iya."
Keira berboncengan mesra dengan Dika. Bisa kulihat betapa lenjehnya si Keira ke Dika. Sementara Susan boncengan sama mas Rizal. Dan aku sendiri. Jujur aku agak kurang suka dengan sikap Dika yang tidak merasa risih dengan perlakuan Kei. Mana buktinya ? Dia bilang suka sama aku ? Pembohong! Nyatanya di depanku dia juga mau-mau aja sama Keira.Boleh kesel gak sih ? Pas lagi adegan nyeremin si Kei langsung peluk-peluk Dika gitu, dan Dika ? Dia seneng-seneng aja di peluk sama Kei. Alay tau gak. Ini jadinya bukannya nonton film tapi nonton kemesraan Kei sama Dika.
Kesel lagi tuh pas lagi makan. Si Keira sok-sokan nyuapin Dika, dan si Dika mau-mau aja. Tau kan rasa kfc gimana ? Ga mungkin berubah-ubah kan ?
"Kalian duluan aja. Aku mau ke gramedia dulu." Pamitku. Karena jujur aku udah gabisa lagi buat ikut jalan bareng mereka. Terutama Dika dan Keira.
"Yahhh ... Gak seru ah Si, ayolah ikut nongkrong bentar di Alkid." Pinta Keira.
"Enggak. Kalian aja ke alkid. Kalau udah nemu buku yang aku cari, nanti aku nyusul."
"Kamu gpp sendiri?" Tanya Susan.
"Gpp. Kaya anak kecil aja."
"Yaudah kita duluan ya? Dadaaaa .... "
Dika bahkan sama sekali tidak menanyaiku. Sekedar menoleh kebelakang untuk melihatkupun tidak.###
Aku berjalan gontai menuju gramedia yang tergabung di mall ini. Entah kenapa rasanya kok seperti nyesek ngelihat Dika sama Kei. Memasuki dalam gramedia aku berjalan ke arah bagian novel. Aku kembali mencari buku yang kemarin sempat membuatmu tertarik. Aku memilih buku berjudul Falling, kembali aku memilih untuk membeli buku yang berkisah tentang seorang lesbian.
"Lagi belajar memantapkan hati ya?"
"Ken?" Ken. Dia sudah berdiri di depanku.
"Hai. Apa kabar?"
"Baik. Kamu gimana kabarnya ?"
"Baik. Aku udah jadian sama Tere Si."
"Aku tau. Dika udah cerita sama aku. Langgeng ya kalian." Aku tersenyum.
"Kamu sama Dika kapan jadiannya?"
"Apaan sih Ken?"
"Setelah Dicintai Jo, Falling, trus apa lagi nanti Si?"
"Kok kamu tau ?"
"Tere pernah cerita sama aku, kalau dia ketemu kamu disini beli novel itu."
"Cuma baca gapapa kan Ken?"
"Boleh. Apalagi sekalian memantapkan hati."
"Enggaklah. Aku sama Dika cuma temen."
"Temen kok cemburu."
"Siapa yang cemburu?"
"Kamu kan?"
"Sama siapa ?"
"Dulu Tere, sekarang Keira."
"Enggaklah. Sok tau kamu Ken."
"Masak sih ?"
"Apaan sih Ken?"
"Keburu ilang lho si Dika sama Kei nanti."
"Orang udah ilang kok. Eh!" Ups. Keceplosan kan?
"Hahahha Sisi, Sisi. Ngobrol yuk diluar."
"Boleh deh. Eh tapi Tere ?"
"Gpp dia sih. Eh tapi selfi dulu seru kali ya ?"
"Boleh. Emang dia dimana?"
"Kuliah dong, udah balik dia ke semarang. Kasian udah ketinggalan beberapa mata kuliah. Ayoklah selfi dulu."
"Oke."
Cekrek .. Ken mengambil poto kami dan kemudian dikirimkan ke Tere.
"Aku bayar ini dulu ya?"****
"Kenapa sih belum mau nerima Dika?" Tanya Ken. Kita berdua memutuskan untuk ngobrol di angkringan depan mall. Kata Ken, biar bisa sambil ngrokok.
"Ya gimana mau diterima ? Orang kita sama-sama cewek." Aku masih mengelak.
"Sama-sama cewek tapi kamu baper?"
"Dika yang bikin baper! Eh!" Kututup mulutku. Aku keceplosan lagi. Ken langsung menertawaiku.
"Lucu ih, pantes Dika suka."
"Apaan sih ?"
"Iya sih, banyakan orang lurus takut pacaran sama orang belok."
"Lurus ?"
"Ya kamu ini lurus. Hidup dijalan normal, gak belok sama kaya kita-kita."
"Oh... "
"Mereka rata-rata takut akan status sosial mereka jika sampai mereka ketauan belok. Ga gampang juga buat bikin kita kuat dari gunjingan-gunjingan orang."
"Kamu dulu juga gitu?"
"Iyalah. Sama aja kali Si. Bahkan temen-temen sekolahku juga ga ada yang tau kalau aku belok."
"Serius ?"
"Paling cuma temen basket aja, itupun ga semua. Hanya orang -orang tertentu yang ngerti sama pilihan hidup masing-masing."
"Kamu pernah digunjing?"
"Sering. Apalagi sama saudara-saudaraku."
"Keluargamu tau?"
"Tau. Aku jujur kok."
"Trus ?"
"Awalnya marah. Cuma mereka bilang jangan sampai tua, tetep ingat kodrat. Aku sih iya-iya aja. Hahahha"
"Dasar kamu ya."
"Dika baik lho Si, serius lho dia suka sama kamu."
"Serius apanya? Dia aja ga ada perjuangannya buat dapetin aku."
Aku keceplosan lagi. Kututup langsung wajahku dengan kedua telapak tanganku. Disaat itu pula kudengar Ken tertawa terbahak-bahak.

KAMU SEDANG MEMBACA
girl friend (GxG)
Roman pour AdolescentsDika bilang dia suka sama aku, tapi sikapnya sama sekali tidak menunjukkan kalau dia menyukaiku. Disisi lain ada Ken yang masih menungguku, tapi hatiku terlanjur terkunci untuk Dika. Aku bingung, disatu sisi Tere masih mengharap agar bisa kembali...