"Keira suka sama kamu." Kataku pada Dika malam ini pas kita lagi santai di depan tv.
"Hah ?"
"Iya, Keira bilang sendiri sama aku."
"Ngaco si Keira. Hahahhaha "
"Makanya jangan bikin orang gampang baper."
"Siapa ?"
"Kamulah. Jangan terlalu perhatian sama Keira, kalo udah kaya gini gimana coba ?"
"Aku ga pernah kali bikin Keira baper. Apa yang aku lakuin ke dia biasa aja, kaya yang aku lakuin ke kamu, Susan dan temen-temen yang lainnya."
"Masak ?"
"Iyalah, nyatanya ada yang ikutan baper. Padahal aku udah seriusan perhatian sama dia."
"Siapa ?"
"Ada. Cantik anaknya. Barengan terus sama aku. Tapi orangnya ga ngerasa sih kalo aku suka sama dia."
"Aku kenal ?"
"Kenallah."
"Anak sekolah kita ?"
"Heem."
"Serius ? Siapa ? Keira ?"
"Keira lagi, bukanlah."
"Susan ?"
"Bukan. Susan mah temen."
"Siapa ? Aku penasaran. Trus kamu mau bikin dia belok gitu ?"
"Ya kalao mau, kalau gamau ya gausah."
"Kenapa ?"
"Kasian, takutnya gabisa lepas dari sini."
"Emang gitu ?"
"Tergantung niat sih. Kalau mau lurus lagi ya bisa. Kalo enggak ya susah. Kaya aku."
"Emang kaya gitu gimana sih ? Apa sih yang bikin sebangsa kalian itu menikmati hal ini ? Kok bisa gitu maksudku, kan sama-sama cewek gitu."
"Gatau sih. Kalau aku pribadi ya muncul gitu aja. Ga suka sama cowok, sukanya sama cewek cantik."
"Kaya Tere ya ?"
"Heem. Termasuk itu. Haha"
"Cantik tapi jahat."
"Dulu dia ga jahat, baik dia dulu. Gatau tuh kenapa bisa jadi sejahat itu ya sekarang."
"Cemburunya sama orang yang salah pula. Kenapa sama aku ? Kenapa gak sama Keira."
"Tere itu tau aku banget. Dia tau gimana model dan tipe aku. Makanya dia ga pernah salah orang."
"Maksudnya?"Dika tidak menjawab. Dia diam sambil terus makan mie goreng yang dibelinya tadi sore di warung depan perumahan.
Krinnggg ....
Ponselku berbunyi. Ada panggilan dari Ken. Aku langsung melihat ke arah Dika yang masih fokus makan mie gorengnya. Aku ragu mau angkat telponnya. Apalagi didepan Dika gini."Halo ..... "
"Halo Sisi ?" Sambung Ken dari seberang sana.
"Kamu sama Dika sekarang?" Tanya Dika.
"Iya. Kenapa?"
"Bisa loudspeaker ? Biar Dika bisa dengerin aku ngomong."
"Iya." Kupencet tombol loudspeaker. "Udah." Lanjutku.
"Dika, ini gue Ken." Kulirik wajah Dika begitu dia mendengar suara Ken dari ponselku.
"Tere masuk rumah sakit. Dia kecelakaan sore tadi pas mau balik ke Semarang." Cerita Ken. Kembali kulirik wajah Dika. Kali ini dia mulai menghentikan aktifitas makannya. Dia mendengarkan Ken berbicara.
"Sekarang dia ada di rumah sakit. Dia terus manggil nama lu Dik. Bisa gue minta lu nyusul kesini ?"
"Gue kesana." Baru kali ini melihat tampang panik keluar dari wajah Dika. Secepat kilat dia meninggalkan mie gorengnya beranjak masuk kamar berganti pakaian dan langsung pergi meninggalkan rumah. Sebegitu kuatirnya Dika pada Tere. Mungkinkah diantara mereka masih ada perasaan satu sama lain ?

KAMU SEDANG MEMBACA
girl friend (GxG)
Teen FictionDika bilang dia suka sama aku, tapi sikapnya sama sekali tidak menunjukkan kalau dia menyukaiku. Disisi lain ada Ken yang masih menungguku, tapi hatiku terlanjur terkunci untuk Dika. Aku bingung, disatu sisi Tere masih mengharap agar bisa kembali...