Vivi, Siska dan Lea terdiam sejenak meresapi apa yang terjadi tak lama tadi. Vivi berdeham mencoba untuk mencairkan suasana mengerikan ini.
"Hm, guys. Ok, kita lupain--" ponsel Siska berbunyi membuat ketiganya melotot. Siska menyodorkan nama "crush" itu lalu terpekik.
"Aaaa, gimana ini di telpon balik?!!!" benar-benar si Leo satu ini, Lea membuang mukanya malas.
"Mampus lo jelasin aja sendiri," ujar Lea. Sedangkan Vivi mencubit lengan Lea membuat sang empunya meringis.
"Udah jawab aja. Apa kek alasan," Siska mengangguk lalu mulai menjawab telpon dari Leo.
"Ha-halo?"
"..."
"Hm bukan..."
"..."
Ingin rasanya Lea menyuruh Siska loudspeaker, tapi ya sudahlah nggak penting juga.
"Itu, tadi suaranya Lea!" mata Lea membelalak. Mencoba menetralkan rasa emosinya.
"Ok, kak." setelah mematikan sambungannya, Lea langsung menghampiri Siska dan meminta penjelasan.
"Kok lo ngasih tau sih?!" tanya Lea.
"Dia nanya."
"Sialan!" Vivi tahu Lea marah, namun ia langsung menghampiri Siska yang terlihat polos setelah mendapat umpatan dari Lea.
"Hm, yaudah lupain aja. Kerjain tugas yuk."
"Nggak mood!" balas Lea lalu melangkahkan kakinya keluar kelas, lain dengan Siska yang berdecak sebal.
"Ya kan emang bener suara dia anjir," gumamnya lalu Vivi cengengesan.
"Udah biarin aja, dia lagi PMS."
Lain dengan Lea yang merasa gemas sekali, kenapa ia harus mendapatkan teman sepolos itu? Dengan gemas Lea menghentakkan kakinya, namun matanya menangkap sosok itu, yang sedang dipikirkannya. Tetapi dia sedang bersama seorang gadis cantik entah siapa namanya.
Sebenarnya nggak kalah cantik sih sama Lea, hanya saja Lea harus menyadari bahwa gadis yang tengah bersama Leo itu cantik.
Leo terlihat jinak, lain dengan perilakunya disaat bertemu dengannya. Bawel, terus keliatan banget sok dinginnya.
***
Lea mengedarkan pandangannya pada seluruh kamarnya, rasanya hari-hari pertama ia bersekolah sungguh melelahkan. Entahlah, Lea merasa sangat sebal. Lalu ia membuka ponselnya dan mendapatkan kembali pesan dari mantannya.
Vando :
Le...Lea menghela napasnya, Lea tahu maksud Vando yang terus menerus mengirimi nya pesan, hanya saja Lea sudah malas berurusan lagi dengan Vando. Lelaki itu sudah sekali menyakitinya, dan lukanya pun belum sembuh total, dan kini lelaki itu dengan polosnya langsung kembali mengontaknya.
"Lea," panggil seseorang membuat Lea refleks menoleh, dan sudah ada Vivi.
"Anjir, kek maling lo masuk dari mana?!" tanya Lea kaget, jelaslah, tiba-tiba saja Vivi berada di dekat pintu.
"Pintu lo lah. Btw, nyokap sama bokap masih sibuk?" Lea mengangguk lalu mengubah posisinya menjadi duduk dan Vivi langsung naik ke tempat tidur dan memeluk Lea.
"Kenapa dah?!"
"Gue mau nginep di rumah lo hari ini." Lea mencoba melepaskan pelukan Vivo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Phantera LEO (SELESAI)
Teen FictionSudah di terbitkan oleh penerbit Cloudbookpublishing (FOLLOW SEBELUM BACA) TERSEDIA DI SELURUH TOKO BUKU INDONESIA (offline maupun online) Rank #1 badboy 6/4/20 Rank #2 romance 12/4/20 Rank #1 fiksi remaja 20/01/21 Panthera Leo adalah nama latin dar...