17 ||Putus?

181K 17.6K 4.2K
                                    

Saat di sekolah, Lea mencoba untuk fokus namun ia tetap saja teringat Leo, astaga, saat tahu soal keluarga Leo, kenapa Lea jadi tidak tega untuk menjahati Leo, menjahati dalam artian lain, dan saat ini pas sekali ia berpapasan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat di sekolah, Lea mencoba untuk fokus namun ia tetap saja teringat Leo, astaga, saat tahu soal keluarga Leo, kenapa Lea jadi tidak tega untuk menjahati Leo, menjahati dalam artian lain, dan saat ini pas sekali ia berpapasan. Senyum lelaki itu mengembang, dan Lea seperti biasanya hanya menampilkan wajah datar.

"Nyariin gue?" tanya Leo seraya menaikkan alisnya. Nolan tersenyum saat melihat Leo begitu berbeda saat bertemu dengan gadis ini. Nolan beralih pada gadis di samping Lea yang terlihat pucat.

"Kenapa?" tanya Nolan. Lea mengernyit.

"Gue?" yang jawab Lea. Refleks Nolan tertawa.

"Gue nanya temen samping lo," jelasnya membuat Vivi mengangkat wajahnya, sedangkan Lea berdecak sebal.

"Ngomong namanya lah."

"Lo nya aja keegeran," timpal Leo membuat Lea kesal dengan cepat pergi. Lain dengan Vivi yang hendak mengejar Lea namun tangannya di tahan Nolan.

"Hm, lagi nggak enak badan. Eh tapi udah sembuh," Vivi grogi, dan parahnya Lea meninggalkannya yang sedang diambang kematian ini. Bagaimana tidak? Jantungnya berdetak tidak karuan seperti ini.

"Iya bibirnya pucet. Atau karna nggak pake lipstick?"

"Iya tadi ga sempet soalnya telat." Nolan tertawa.

"Mau di pakein nggak?" tanya Nolan. Vivi menggeleng.

"Engga usah hehe gabawa juga liptint nya."

"Siapa bilang pake liptint?"

Vivi bengong.

Lain dengan Lea yang pergelangan tangannya langsung di pegang Leo. Refleks Lea melotot.

"Ih jangan pegang-pegang," ujar Lea kesal. Leo tertawa.

"Gue mau ngasih tau lo sesuatu," balas Leo. Lea berdecak.

"Apaan?!"

"Ya udah deh serah lo aja." saat Leo hendak pergi begitu saja Lea langsung menahan tangan Leo.

"Ih kenapa? Lo gajelas banget sih jadi cowok." Leo menarik napasnya dalam-dalam lalu akhirnya menghadap Lea.

"Lo nya galak sih."

"Ya udah iya, mau ngasih tau apa emangnya?" tanya Lea tidak ada nada ngegas di dalam kalimatnya. Leo tertawa.

"Oke-oke. Btw di rambut lo ada ulet ijo," ungkap Leo membuat Lea terdiam sejenak lalu menaikkan sebelah alisnya.

"Bercanda lo?"

"Yakali." Lea berusaha untuk menahan pekikannya.

Phantera LEO (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang