13 || Skorsnya di ralat

181K 16.8K 8.8K
                                    

Leo perlahan melepaskan pelukannya dan terlihat sekali wajah Lea memerah, bagaimana tidak? Yang memeluknya ini Phantera Leo, cowok dengan berbagai macam jenis sifat dan yang termasuk satwa yang Lea sangat benci. Kedua matanya bertemu dengan mata Leo, tersadar keduanya saling tatap, Lea memutuskan kontaknya terlebih dahulu.

Lea berdeham pelan.

"Baru sadar?"

"Sadar apa?" bukannya menjawab, Leo malah bertanya balik. Lea berdecak.

"Kesalahan lo lah." Lea mengangguk.

"Lo kesandung ya?" nada itu terdengar meledeknya, Lea memutar bola matanya malas. Iya, dia memang menginjak tali sepatunya sendiri.

"Maaf juga," ujar Lea tiba-tiba seraya menunduk, Leo yang tadi diam langsung terkejut, bagaimana tidak? Cewek yang terkenal cukup menyebalkan dan keras kepala ini ternyata bisa juga meminta maaf.

"Lho? Kenapa?" balas Leo antusias.

"Udah nyiram cewek kesukaan lo, gue juga gada niatan." Leo pikir Lea meminta maaf soal masalah pertama kali ia bisa berurusan dengannya.

"Kalo soal masalah lo nabrak gue dulu gamau minta maaf?" Lea yang sudah jinak langsung liar kembali. Ia refleks mendorong tubuh Leo sampai Leo berpindah tempat menjadi di lantai, bisa dibilang jatuh.

"Gila, emang ngeselin banget lo ya jadi cewek!"

"Bodo amat. Pergi sono," usir Lea.

Lea menatap sekitar kamarnya sedangkan Leo akhirnya bangkit seraya tertawa kecil. Ia menatap Lea sejenak, lalu matanya beralih pada nakas di samping kasur Lea.

"Kenapa?" tanya Lea.

"Udah gue bawain makan. Jangan di diemin, nanti nangis nasinya," ujar Leo memberitahu, refleks Lea kesumber topik dan di atas nakas sudah ada sepiring makanan dan segelas air.

"Lo bawa dari bawah? Bi Sari emang kenapa?"

"Gue yang mau. Kenapa emangnya?"

Lea berdecak sebal.

"Emang udah sinting lo!"

"Ya udah gue....balik," Lea refleks menutup bagian pahanya tersadar ia hanya memakai hotpans.

"Gausah di tutupin, dari tadi juga gue udah liat." ucapan Leo barusan membuat Lea merona, emang namanya cowok berengsek, tetep aja berengsek. Saat Leo hendak pergi, Lea memanggilnya membuat tangan Leo yang hendak membuka knop pintu terurung sejenak.

"Kenapa?"

"Temenin gue makan." Leo menyipitkan matanya.

"Kok minta di temenin?" Lea memutar bola matanya malas.

"Ya udah gue ntar ambil makan sendiri!" refleks Leo tertawa lalu tidak jadi keluar kamar, ia segera menghampiri Lea dan duduk di samping gadis itu. Lea tanpa sadar tersenyum lalu segera mengambil sepiring makanannya.

"Lo kesini naik apa?" tanya Lea.

"Motor," balas Leo.

"Abis ini balik lo, jangan kelayapan," ujar Lea membuat Leo tertarik langsung mendekatkan wajahnya pada Lea.

"Khawatir ya?" Lea hampir saja tersedak, ia langsung memukul bahu Leo.

"Gausah ge er! Gue cuma ngasih tau, bego."

"Kasar banget mulut lo." Lea tidak menggubris sibuk makan sampai akhirnya ia menyelesaikan makannya dan Leo sibuk memainkan ponselnya. Setelah ia rasa sudah cukup Leo berada di sini, Lea memikir sejenak lalu segera merebut ponsel Leo.

Phantera LEO (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang