Sudah di terbitkan oleh penerbit Cloudbookpublishing (FOLLOW SEBELUM BACA) TERSEDIA DI SELURUH TOKO BUKU INDONESIA (offline maupun online)
Rank #1 badboy 6/4/20
Rank #2 romance 12/4/20
Rank #1 fiksi remaja 20/01/21
Panthera Leo adalah nama latin dar...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Semua orang izin pulang termasuk Sevanya, Nolan dan Haykal begitu pun Sera yang hendak membersihkan dirinya terlebih dahulu dan di kamar kini tinggal Lea dan Leo, Lea menyuapi Leo bubur dari rumah sakit. Leo berdecak sebal.
"Gada rasa," gumamnya, Lea menghela napasnya.
"Namanya juga makanan orang sakit." Leo hanya mampu menghela napasnya, lalu ia menatap Lea juga sedang menatapnya.
"Mata kamu sembab," ujar Leo membuat Lea terkejut lalu mengerjapkan matanya beberapa kali mencoba mencari alasan.
"Kurang tidur ini."
"Mikirin aku ya?" Lea terdiam, Leo menghela napasnya pelan.
"Maafin ya."
"Nggak apa-apa, yang penting masih hidup," ujar Lea membuat Leo tertawa kecil lalu kembali menerima suapan dari Lea.
"Kamu kenapa nggak bisa ikut ujian?" tanya Lea.
"Gak bisa jalan," jawab Leo santai. Lea mengernyit.
"Lapor polisi, Leo. Biar mampus si Vando!"
"Sepele," jawab Leo. Lea menghela napasnya.
"Liat dong, muka kamu sampe babak belur begini, kaki kamu....sampe gabisa jalan, mereka sadis banget, Leo."
"Yang penting mereka puas."
Lea terdiam, tidak lama ponselnya berdering bi Sari menelponnya. Lea segera mengangkat telponnya. Lea sedang asik menelpon membuat Leo kembali mengingat saat Vando menghabisinya, Vando mengatakan bahwa lelaki itu puas telah menghabisinya atas nama Shinta, gadis yang pernah di tolaknya waktu itu.
Leo memang sadis, dulu dia tidak pernah mau di dekati siapapun sampai sekarang, hanya Lea yang mampu mencairkan hatinya. Leo menolak Shinta karna memang Leo tidak mencintai gadis culun itu, dan tidak lama Leo mendapati kabar bahwa Shinta meninggal karna penyakitnya.
Dan Vando tiba-tiba mengganggunya, lalu mengatakan bahwa ia balas dendam atas nama Shinta. setelah mendengar itu Leo benar-benar tidak melawan, ia membiarkan Vando menyakitinya.
Dan saat memukulnya Vando begitu meluapkan emosinya.
"Heh!" Leo terkejut karna Lea bersuara demikian.
"Kok bengong sih?" tanya Lea, "mikirin apa?"
"Aku mikirin kapan bibir aku di kecup," alibi Leo menggoda Lea membuat Lea refleks menutup mulutnya.
