25 || postingan bunga

179K 16.9K 7.7K
                                    

Hai, entahlah aku mau nulis part ini deg-degan. Positif thinking, mungkin aku masih hidup ya guys:v

Dan soal kemaren, tumben bat ya gue koar-koar, biasanya sih gue mah emg bodo amat😏

Yakale cuma gara-gara begitu gue hiatus, ew gabanget wkwk. Akan ku usahakan update tiap hari, but inget?! Sabar, yang sabar di sayang Leo, udh itu aja intinya.

Love u all! Happy reading, 4k komennya sama votenya ya, jgn lupa spam komen sebanyak mungkin biar aku semangat lanjutnya tiap hari.

Jangan lupa sehabis baca tag di sg :
Sab_febriann
Phanteraleo_
Olea_ndr
Sevanya.alsa
Vivian_alisya

HAPPY READING!

Lea di ajak masuk ke rumah Leo, dan suasana rumah Leo cukup sepi karna sekarang sudah malam, keduanya berada di ruang tamu, Lea masih sesegukan dan Leo memegang kedua tangan Lea sedari tadi mencoba untuk memberikan kenyamanan dan keamanan pada gad...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lea di ajak masuk ke rumah Leo, dan suasana rumah Leo cukup sepi karna sekarang sudah malam, keduanya berada di ruang tamu, Lea masih sesegukan dan Leo memegang kedua tangan Lea sedari tadi mencoba untuk memberikan kenyamanan dan keamanan pada gadis itu.

"Udah bisa cerita?" tanya Leo dengan suara pelan memahami situasi saat ini, Lea mengangguk.

"Papa...sama....Mama, hiks....mau cerai," ucap Lea kini kembali nangis, tidak ini bukan dirinya, namun inilah Lea yang sebenarnya, hanya di luar ia mampu bersikap angkuh dan berani, saat seperti ini, ia sebenarnya gadis rapuh yang butuh kelembutan.

Leo terdiam melihat Lea, tangisan pilu Lea membuat Leo kembali membawa Lea dalam pelukannya. Entahlah, ia sangat menyayangi Lea.

"Shttt." Leo bersuara seraya mengelus puncak kepala Lea.

"Ada aku di sini yang akan selalu ada untuk kamu, kapan pun, di mana pun itu," ucap Leo membuat Lea merasa tenang, namun entahlah, namanya sesak tetap saja sesak, ketika kita dihadapkan dengan masalah lalu di pendam itu rasanya sangat menyakitkan, dan orang yang suka mengumbar masalahnya tidak akan pernah mengerti rasanya.

"Jangan nangis, sayang air matanya, tuh matanya jadi bengkak," ucap Leo seraya mengusap air mata Lea, Lea langsung melepaskan diri dari Leo, ia mengusap air matanya.

"Lo kok jadi manjain gue sih," ucap Lea mulai normal, kembali ke jati dirinya. Leo menaikkan sebelah alisnya.

"Kemana aku-kamunya?" tanya Leo, Lea tergagap.

"E-emang tadi gue...ngomongnya-"

Leo menarik tangan Lea sampai membuat jarak keduanya terkikis, jantung Lea kembali berdegup lebih cepat, sialan Leo ini.

"Lupain gengsi, ketika kita udah saling mencintai, hanya akan ada aku dan kamu, cuma kita berdua. Ngerti?" Leo mengelus pipi Lea, mulai mendekatkan wajahnya dan...Lea dengan cepat menjauh lalu tersenyum canggung.

Leo menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sedangkan Lea meringis.

"Maafin gue ya, kalo lagi mood ya gue ngomong aku-kamu, tapi kalo lagi gamau jangan dipaksa," ucap Lea yang di mata Leo itu sangat menggemaskan, Leo yang tadi sempat khilaf ingin mencium Lea, namun gadis itu langsung menghindar.

Phantera LEO (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang