Spam komen kek, gabut kan lo di rumah aja? Wkwk, happy reading!
Sevanya melempar kado dari Leo yang diberikan oleh Lea, sialan, dia dibohongi, mana mungkin Leo memberikannya sebuah boneka mengerikan seperti ini. Sevanya membuang boneka tersebut, dan dia juga dengan bodohnya percaya dengan Lea.
"Emang tuh cewek, belom aja ya hidupnya ancur gue ketawain," gumam Sevanya penuh amarah lalu saat menatap hadiah yang cukup spesial entah dari siapa karna tidak diberi nama, di dalam kado tersebut hanya ada noted yang berisi :
Selalu sehat ya, Cantik
Dri org jauh yg nggak pernah ada
Di mata mu.Sevanya berdecih lalu membuang notednya dan mengambil hadiah tersebut berupa hoodie hitam dan topi hitam. Senyum Sevanya mengembang.
"Bagus," gumamnya.
Keesokan harinya lain dengan Lea yang sudah bersama dengan Vivi di sekolah, gadis itu sibuk makan dan makan sampai Lea bingung harus memulai topik dari mana. Lea ingin bertanya soal masa lalu Vivi apakah gadis itu biasa saja jika membahasnya atau akan membuat mood gadis itu rusak.
Astaga, Lea bingung sendiri, namun seberusaha mungkin ia terlihat santai dan hati-hati tentunya.
"Lo kok panik sendiri gitu sih, Le?" tanya Vivi tersadar akan perilakunya sekarang, Lea refleks tersenyum, lalu ia berdeham pelan.
"Hm, hubungan lo sama Nolan udah membaik kan?" tanya Lea basa-basi, Vivi mengangguk.
"Ya gitu, mau marah juga gue bingung marahnya gimana orangnya nggak bakal peka gue marah karna apa, Le."
"Ohhh," Lea ber'oh' ria lalu menatap sekitar.
"Vi, gue mau nanya deh."
"Silakan, selagi bertanya itu masih gratis. Tanyakan saja!" Lea tertawa kecil begitu pun Vivi, lalu Lea berusaha untuk serius.
"Lo masih trauma sama masa lalu lo, Vi?" perlahan senyum Vivi memudar, ia menelan salivanya, dan ini pertama kalinya Lea bertanya setelah sekian lama ia pura-pura tidak tahu.
"Gue nggak punya trauma, Le," balas Vivi dingin. Lea menarik napasnya dalam-dalam, bahkan dari berubahnya raut Vivi saja Lea sudah bisa membaca suasana hati gadis itu, Lea berdeham pelan.
"Hehe, lupain deh. Mau makan lagi nggak? Gue beliin---"
"Nggak, gue ke kelas dulu, lo makan aja selesein, Le." dan yah Vivi pergi, perilaku gadis itu berubah 180° dari gadis centil ceria menjadi dingin. Lea mengusap wajahnya dengan kasar.
Hanya bertanya seperti itu saja sudah membuat Vivi hilang mood apalagi jika cerita itu sengaja disebarkan. Mungkin hanya beberapa yang tidak respect atau kebanyakan yang respect dengan kondisi Vivi, tapi gadis itu akan hancur.
Lea berdecih pelan, kenapa harus Tere dan Sevanya tahu? Ia lebih baik ribut setiap hari dari pada harus mendapat ancaman yang akan menyakiti orang yang sangat berarti baginya. Lea berdecak sebal lalu saat ia hendak pergi, seseorang memegang tangannya, dia Sevanya dan Tere yang berada di belakangnya begitupun Sintya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Phantera LEO (SELESAI)
Teen FictionSudah di terbitkan oleh penerbit Cloudbookpublishing (FOLLOW SEBELUM BACA) TERSEDIA DI SELURUH TOKO BUKU INDONESIA (offline maupun online) Rank #1 badboy 6/4/20 Rank #2 romance 12/4/20 Rank #1 fiksi remaja 20/01/21 Panthera Leo adalah nama latin dar...