4 || sakit hati

209K 19.4K 1.4K
                                    

Lea kini berpikir keras bagaimana caranya bisa mengambil ponselnya dari Leo. Lelaki itu yang sangat menyebalkan, untung saja ganteng. Tapi tetap saja Lea membencinya.

"Ah elah bangke!" Vivi menoleh.

"Ada apa sih?" Lea menoleh.

"Lo nggak liat apa ada yang aneh sama gue hari ini." Vivi memikir sejenak, menatap Lea lalu tersenyum tipis.

"Lo nggak pake liptint?"

"Bukan!"

"Hm...item?"

"Ck!"

"Bentar...bentar, lo gapunya duit yaaaa??" Lea memutar bola matanya malas.

"Bukan, jir." Vivi menyerah lalu mengangkat kedua tangannya seakan-akan tak dapat melakukan apa-apa lagi.

"Gue nggak ada hape." refleks mata Vivi melebar, iya juga. Biasanya Lea itu fokus ke ponsel terus, bahkan ketika dia mengajak Lea bicara, gadis itu seakan-akan tidak peduli, sialan.

"Lah iya gue baru sadar. Kemana hape lo, jir??"

"Di si Leo." refleks mata Lea membulat.

"Sumpah yaa, jelasin gimana bisa di kak Leo? Lo..." mata menyipit Vivi membuat Lea geram.

"Nggak usah suudzon goblok. Dia nyuri hape gua!"

"Dih, yakali orkay nyuri."

"Siapa yang orkay?"

"Kak Leo."

"ORKAY-AN GUE!" Vivi menaikkan sebelah alisnya.

"Lo belum tau aja ya keluarga kak Leo gimana." Lea menyibakkan rambutnya angkuh.

"Bodo amat, nggak ngurus. Intinya gimana nih caranya gue ngambil hape gue anjir, mana suruh minta mangap."

"Yaudah minta maaplah." berakhirlah kepala Vivi ditempeleng, abisnya Lea gemes. Setelah menempeleng kepala Vivi, Lea langsung duduk di kursinya. Sedangkan Vivi terdiam sejenak tak lama ia berteriak.

"LEAAAAAAAAAA RAMBUT GUE BERANTAKAN!!!!"

***

Lea menatap bukunya lekat-lekat sampai akhirnya ia membantingnya ke meja membuat satu kelas menoleh.  Kelas yang hening membuat kepala Lea rasanya ingin meledak.

"Lea anjir ngagetin sialan!" Vivi memegang dadanya merasakan jantungnya berdetak tidak karuan. Sedangkan Lea menarik napasnya panjang-panjang lalu menatap sekitar, di jam istirahat yang biasanya ia bermain ponsel, ini malah baca buku.

Nggak baca sih sebenernya, cuma gabut doang bolak-balikin kertas.

"Buangsat."

"Lo ngapa sih, Le?" tanya Siska.

"Nggak usah ye lo ngomong ama gue, masih kesel gue ama lo."

"Yaelah udah lampau, Le."

"Iya," sambung Cruss.

"Udah lo ya juga diem, gue sebel sama yang namanya Cruss."

Semenjak kejadian itu Lea jadi sebal sama Cruss, nggak jelas sih sebenarnya, tapi yaudahlah ya suka-suka Lea.

"Gue mau ke kelas si bangsat, sekarang." Saat Lea bangkit dari kursinya, bu Fitri masuk kelas membuat Lea tersenyum kecut lalu kembali duduk, sialan emang ya. Yaudahlah belajar lagi, mana dirinya belum makan.

Phantera LEO (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang