Apa itu 6k komen? Lebih dong.
Spam komen ayo, biar aku semangat up sehari sekalinya:)Siap spamnya? Let's go!
Lea tengah melajukan mobilnya menuju rumah, tetapi Leo menelponnya meminta dirinya untuk mampir terlebih dahulu ke rumah lelaki itu. Entahlah, namun Lea jika mengingat kejadian tadi di sekolah, rasanya ia takut untuk bertemu Leo.
Apakah ia harus diam saja dan menuruti semua perkataan Tere dan Sevanya? Jika mereka meminta dirinya untuk menjauhi Leo sama saja bukan? Jika Lea memberitahu Leo dan Leo meninggalkannya, sama saja, tidak ada bedanya. Makanya Lea berinisiatif untuk memberitahu Leo sebelum Tere dan Sevanya terlebih dahulu yang memberitahu lelaki itu.
Sesampainya di rumah Leo, Lea gugup, entah mengapa, aneh saja. Ia terus melangkahkan kakinya, akhirnya ia bertemu dengan Sera, salah satu pelayan Leo yang ia kenal. Dan dia memberitahu bahwa keadaan Leo sudah lumayan membaik, hanya saja lelaki itu memilih untuk berdiam diri di kamar saja.
Sera menyuruh Lea untuk datang ke kamar Leo, perlahan Lea melangkahkan kakinya menuju kamar Leo, seraya menaiki tangga, mata Lea juga menatap ke seluruh ruangan rumah Leo yang di dominasi warna coklat. Lea terus melangkahkan kakinya sampai di berada tepat di depan kamar Leo.
Lea bingung harus mengetuk pintu atau langsung buka pintu, jadinya ia masih menimang-nimang. Entahlah Lea gugup kenapa, hatinya cemas sendiri, ia tidak bisa bertemu dengan lelaki itu. Saat Lea berbalik, seseorang yang ternyata sedari tadi sudah menyadari kehadirannya langsung membuka pintu.
"Masuk aja, Lea," ucap Leo tanpa ekspresi. Lea masih membelakangi Leo, ia menelan salivanya mencoba untuk menstabilkan dirinya sendiri, lalu ia menyengir seraya membalikkan tubuhnya.
"Anu..."
"Kenapa?" tanya Leo karna Lea terlihat gusar.
"Aku pulang ya, soalnya ada urusan--" Leo langsung menarik tangan Lea dan akhirnya Lea masuk ke dalam kamar Leo. Dan Leo segera menutup kamarnya, lelaki itu berkacak pinggang.
"Yang udah masuk ke rumah Leo nggak bisa keluar sebelum dapet izin," ucap Leo lalu duduk di kursi seraya tersenyum miring, Lea mendengus pelan lalu duduk di kursi. Perlahan ia mendongak.
"Kamu udah makan?" tanya Leo.
"Udah," jawab Lea. Leo mengernyit lalu menghampirinya.
"Ke-kenapa?" tanya Lea gugup karna tiba-tiba Leo menghampirinya, lalu lelaki itu duduk di samping Lea.
"Ini...kamu habis di tampar orang?" tanya Leo tepat sekali menebaknya, Lea melotot karna terkejut, memangnya berbekas ya? Lea bahkan tidak sadar lalu ia mencoba untuk menjauhkan tangan Leo yang semula berada di pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Phantera LEO (SELESAI)
Teen FictionSudah di terbitkan oleh penerbit Cloudbookpublishing (FOLLOW SEBELUM BACA) TERSEDIA DI SELURUH TOKO BUKU INDONESIA (offline maupun online) Rank #1 badboy 6/4/20 Rank #2 romance 12/4/20 Rank #1 fiksi remaja 20/01/21 Panthera Leo adalah nama latin dar...