Lea menghela napasnya lalu melepaskan seatbelt-nya, ia menatap Leo tajam dan melemparkan jaket lelaki itu membuat Leo terkejut lalu menaikkan sebelah alisnya.
"Kok di lempar?"
"Makasih udah minjemin," balas Lea tidak sopan, lalu Leo tertawa kecil dan melemparnya ke jok belakang. Lea menghela napasnya.
"Mana jaket gue?" Leo terdiam sejenak, lalu mengangguk dan menyodorkan jaket milik Lea. Entah mengapa Lea kalau bersama Leo rasanya terbakar amarah terus, entahlah rasanya Leo itu seperti meledeknya.
"Gimana latihannya?" Lea menoleh.
"Kepo lo?"
"Nanya aja, udah semana ngerecokinnya?" Lea tidak terima lalu melotot.
"Sejauh lo sama gue!" Leo tertarik dengan kalimat itu, lalu menarik tangan Lea membuat Lea refleks mendekat dan parahnya dekat sekali jarak keduanya.
"Kita gak jauh btw," ujar Leo dengan suara pelan namun tetap saja nada itu terdengar sangat tengil di telinga Lea.
"Lo tuh mau apa sih, seneng banget ngeganggu gue, udah cukup ya gue tersiksa jadi cewek boongan lo, tinggal tembak aja si Sevanya, kelar urusan kita," balas Lea kesal. Leo menghela napasnya pelan lalu melepaskan tangan Lea.
"Ya gue juga penginnya gitu, tapi Sevanya nggak ada tanda-tanda dia juga suka sama gue," balas Leo, refleks Lea menoleh.
"Apaan sih lo? Sevanya tuh..." Lea terdiam sejenak, rasanya Sevanya seperti suka sama Leo juga, cuma Sevanya itu orangnya agak malu-malu dan suka gantungin anak orang.
"Sevanya kenapa?" tanya Leo. Lea mengambil napasnya lalu membuangnya.
"Suka juga sama lo."
"Cara biar kita tahu dia suka sama kita gimana?" Leo ini ternyata ngeselin juga ya, Lea segera turun dari mobil.
"Lanjut besok ajalah, gak mood gue sekarang," balas Lea.
"Oh berarti besok mau ketemuan lagi?" ledek Leo membuat Lea melotot dan segera meninggalkan Leo dengan kesal.
Leo tertawa kecil lalu perlahan tersenyum, Leo segera menancap gasnya dan pergi meninggalkan kediaman rumah Lea. Sedangkan Lea merutuki dirinya sendiri, entahlah kenapa ia kesal sekali mendengar segala pertanyaan Leo.
"Tuh cowok ngeselin banget sih, kalo emang suka, ngincer, langsung aja sih dijadiin pacar. Ribet pake acara bukti-buktiin segala," ujar Lea sendiri lalu melempar tasnya dan segera merebahkan tubuhnya merasakan hari ini sangat lelah sekali.
Keesokan harinya, seperti biasa ia bersekolah, melakukan hari-harinya yang membosankan, namun kali ini sepertinya agak sedikit beda karna Vivi katanya sakit jadi tidak bisa hadir. Lea duduk sendiri dan melakukan aktivitas sendiri.
Bukan karna ia introvert, tapi Lea semenjak di SMA tidak mau mempunyai banyak teman, cukup Vivi saja sudah bagi Lea, dan sekarang Vivi nggak ada, Lea sendiri. Siska mendekatinya membuat Lea refleks menaikkan sebelah alisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Phantera LEO (SELESAI)
Teen FictionSudah di terbitkan oleh penerbit Cloudbookpublishing (FOLLOW SEBELUM BACA) TERSEDIA DI SELURUH TOKO BUKU INDONESIA (offline maupun online) Rank #1 badboy 6/4/20 Rank #2 romance 12/4/20 Rank #1 fiksi remaja 20/01/21 Panthera Leo adalah nama latin dar...