29 || Pelindung

151K 15.2K 6.9K
                                    

Siap spam komennya biar besok di update lagi? Happy reading!
Author mau masukin foto dri tadi gabisa, error nih hm yaudahlah ya


~••••••••~

Sesampainya di Cafe yang di maksud oleh Vando, Lea langsung di pertemukan Vando yang baru juga datang, sudah lama rasanya tidak melihat cowok berengsek akhirnya Lea melihat lagi setelsh sekian lama.

"Sayang."

"Apaan sih," tukas Lea tidak suka, Vando menarik sudut bibirnya lalu masuk ke dalam cafe, Lea mengikuti Vando dari belakang. Keduanya duduk berhadapan, Vando memilih kursi pojok dekat kaca agar bisa melihat keadaan di luar. Lea masih menampilkan wajah datar tanpa ekspresi.

"Sombong banget sih lo," ucap Vando buka suara, Lea berdeham pelan.

"Done is done. Mau apa lagi emang?" kalimat Lea membuat Vando tertarik.

"Kenapa sih? Lo udah punya pacar?" Lea terdiam sejenak berusaha untuk menstabilkan dirinya sendiri, dengan cepat ia mengangguk.

"Iya kali gue jomlo," balas Lea angkuh, Vando tersenyum.

"Putusin cowok lo, gue masih suka sama lo." refleks Lea melotot, baru saja ia ingin mengeluarkan sumpah serapahnya, pelayan datang dan Lea sudah di suguhi minuman.

Lea terdiam, seingatnya tadi Lea dan Vando langsung duduk belum memesan apapun.

"Ini minum dari siapa?" tanya Lea.

"Gue yang pesen sebelum lo dateng, gue udah kesini, cuma karna lo lama, gue balik bentar," ucap Vando. Masih sama, Vando yang selalu datang sebelum waktu yang tepat di janjikan. Lelaki aneh, Lea menghela napasnya.

"Lo sendiri yang buat kita putus," ujaran tersebut membuat Vando paham.

"Ya lo tau berengseknya gue." Lea melotot.

"Justru itu kita selesai, Van. Nggak ada lagi balikan," jawab Lea hendak pergi namun Vando menahannya.

"Lo kenapa sih? Seganteng apa cowok lo? Lawan gue kalo bisa. Yang menang dia bisa dapetin lo," demi apapun Lea ingin meninju Vando rasanya, namun Lea masih waras karna ini di depan umum. Ia kembali duduk.

"Sinting bener lo ya. Cari cewek di luaran sana kan banyak, kenapa harus ke gue lagi?"

"Nggak ada yang seberani elo," jawab Vando membuat Lea terdiam.

"Cuma lo yang berani menghalangi gue buat nggak ngelakuin hal buruk, lo yang berani nonjok gue dan cuma lo yang nangis waktu gue babak belur."

Lea tidak mengerti kenapa Vando bahas masa lalu. Yah, setelah putus kala itu hampir berbulan-bulan Vando akhirnya kembali mengiriminya pesan, membuatnya risih luar biasa.

Dengan seenaknya lelaki itu menyakitinya, hanya dirinya yang cinta di saat itu. Vando benar-benar menganggapnya mainan di saat orang-orang mulai membenci, hanya Lea yang bertahan karna cinta.

Tapi perlahan semuanya jelas menyakitkan, di saat pengorbanannya tidak ada harganya sama sekali, di saat perjuangan cinta sepihaknya di sepelekan tidak berguna. Lea mundur, Lea tidak akan pernah mau kembali pada Vando, setelah semuanya usai, dengan seenaknya lelaki itu kembali dan menyesal dengan semuanya. Kenapa semudah itu?

"Lo pacaran sama Beby waktu itu, di depan gue, lo bilang kalo cewek kayak gue itu bosenin, lo nggak inget?" Vando menghela napasnya.

"Le, jangan bahas itu."

"Justru itu yang buat gue sakit sampe sekarang. Kalo lo nyesel, lo mending tebus dosa-dosa lo sana sama orang-orang yang lo babak belurin setiap saat."

Phantera LEO (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang