31 || Tentang Vando

143K 13.8K 9K
                                    

Siap spam komennya beribu-ribu? Siap dong, selamat membaca!
Ayo spam komen💃🏻

Sesampainya di rumah Leo, Lea mendapati banyak teman Leo yang terlihat hampir semuanya ada lebam di wajah mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesampainya di rumah Leo, Lea mendapati banyak teman Leo yang terlihat hampir semuanya ada lebam di wajah mereka. Lea mengernyit tidak mengerti lalu menghampiri Leo yang terlihat lebih parah dari yang lain. Lea sudah bergenang air mata membuat Nolan mengintruksikan kepada teman yang lain agar meninggalkan Lea berdua dengan Leo.

Semuanya pergi ke belakang rumah Leo dekat dengan kolam renang. Sedangkan Leo dan Lea kini tinggal berdua di ruang tamu, Leo menatap Lea yang sudah bergenang air mata.

"Maaf," ucap Leo hendak mengusap air mata Lea namun Lea menepis tangan Leo.

"Lagi? Buat apa sih, Le? Aku nanya sama kamu," Lea mengusap air matanya sendiri. Leo menghela napasnya pelan.

Lalu tangan Lea perlahan terangkat untuk memegang bekas lebam Leo yang membuatnya teringat pada suatu kejadian di masa lalunya yang membuatnya tak kuasa menahan tangisnya.

"Pasti sakit, sakit banget," Lea kembali menangis. Leo segera mendekap Lea.

"Enggak sakit, Yang. Beneran," ujar Leo memberitahu, Lea menggeleng kesal.

"Itu sakit....sakit banget tau nggak, hiks."

"Iya tapi nggak apa-apa, beneran, Sayang. Udah jangan nangis." Lea memeluk Leo erat-erat, kenapa harus luka lebam mengerikan itu? Tidak adakah yang lain? Menyedihkan, Lea terus terbayang masa lalunya.

Perlahan Lea melepaskan pelukan Leo seraya mengusap air matanya. Ia sesegukan namun bisa mengendalikan dirinya, biasanya setelah ia melihat luka, Lea langsung tak sadarkan diri setelah menangis. Tapi setelah mendapat pelukan Leo, entahlah dia merasa nyaman dan tenang.

"Jangan luka lagi," tutur Lea pelan sekali di telinga Leo, Leo mengangguk.

"Iyah."

"Aku gabisa liat luka, Le. Trauma banget, keinget dulu SD."

"Kenapa?" Leo tahu betul waktu Lea pingsan dan bi Sari sudah menceritakannya, tapi Leo ingin mendengarkan gadis itu bercerita.

"Dulu Papa masukin aku ke sekolah swasta, dan semua murid di sana rata-rata orang punya semua. Mereka suka pamer harta orangtuanya, dan membully orang yang di bawah mereka," ujarnya mulai bercerita, lalu Leo memegang tangan Lea.

"Entah gimana, aku ngerasa aneh aja ketika mereka yang di bully karna nggak seperti mereka yang selalu pamer harta orangtuanya, dan aku termasuk salah satu murid di sana yang nggak suka melakukan hal nggak berguna itu." Lea kembali mengingat masa kecilnya.

Phantera LEO (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang