26 ||Leo baperin

182K 16K 7.9K
                                    

Happy Reading!

Lea menatap sekitar rumahnya yang terlihat sepi, ia menghela napasnya, ayah dan ibunya pasti sedang mengurusi urusannya masing-masing, Lea melihat bi Sari sedang menyapu lalu dengan cepat ia menyapa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lea menatap sekitar rumahnya yang terlihat sepi, ia menghela napasnya, ayah dan ibunya pasti sedang mengurusi urusannya masing-masing, Lea melihat bi Sari sedang menyapu lalu dengan cepat ia menyapa.

"Bi Sari," panggil Lea, bi Sari yang mendengar suara Lea langsung menoleh dan matanya membelalak, dengan cepat bi Sari memeluk Lea.

"Astaga, Non. Bibi khawatir banget sama Non Lea!" ucap bi Sari terdengar getir, Lea tersenyum tipis lalu keduanya terlepas dari pelukan.

"Maaf ya, Bi. Lea tadi malem tidur di..." Lea terdiam sejenak.

"Di mana, Non?"

"Di rumah Vivi." Bi Sari mengelus pundak Lea, sayang.

"Syukurlah, Non."

"Papa sama Mama?" tanpa menanyakan detailnya bi Sari sudah tahu maksud pertanyaan Lea, bi Sari menghela napasnya pelan lalu menunduk, Lea sendiri tidak tahu maksud bi Sari.

"Non Lea yang sabar ya," ucap bi Sari membuat Lea tersenyum getir. Senyum yang sengaja ia tarik dengan sesak di dadanya sekaligus air matanya yang sudah menggenang.

Lain dengan Leo yang sedang ngumpul di rumah pak Ryan, pelatih futsal sekolah, memang orangnya asik untuk di ajak kumpul dan memang tidak seperti guru-guru lainnya.

"Lo sebenernya jadian sama siapa sih?" tanya Nolan buka suara, refleks Leo menoleh saat di tanya seperti itu, dia yang sedang asik mengupas kacang langsung mengernyit.

"Lea, kenapa?" tanya Leo agak bingung, Nolan menghela napasnya pelan.

"Kok lo ngasih bunga ke Sevanya?" Leo mengernyit bingung.

"Sejak kapan gue ngasih?" pertanyaan Leo mengundang tawa Nolan.

"Fakboi sialan lo njir." Leo menaikkan sebelah alisnya lalu menyipitkan matanya seraya merapihkan jambul rambutnya.

"Lo tuh kenapa sih? Gajelas lo, nyet."

"Nih, Sevanya masukin ke feeds," Nolan menyodorkan ponselnya memperlihatkan postingan Sevanya lalu mata Leo turun pada captionnya. Tak lama senyum Leo tertarik.

"Cewek,cewek," gumamnya.

"Cewek lo liat mampus lo."

"Gue nggak ngerasa ngasih, orang dia minta cabutin, ya gue cabutin di jalan. Emang itu namanya ngasih?" Nolan tidak paham dengan yang terjadi lalu tertawa dan menepuk punggung Leo.

Phantera LEO (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang