Lea yang kini tengah berada di dalam kamarnya meringis mengingat apa yang terjadi di depan rumahnya tadi, setelah membersihkan tubuhnya Lea kini sudah memakai piyamanya berwarna merah muda dan sudah stay berbaring di kasur miliknya.Bayang-bayang itu masih berputar di otaknya, di saat Leo memeluknya dan ia menangis seperti anak kecil. Astaga, itu bukan Lea sekali, tapi entahlah tadi ia tidak tahu kenapa bisa seperti itu. Senyum Leo saat pamit pulang masih terbayang di otaknya, kini Lea sudah menggigit sprei-nya sendiri.
"Gila, gue bucin akut nih sama cowok gila itu!" pekik Lea lalu bangkit dari kasur dan jingkrak-jingkrak tidak jelas, tak butuh waktu lama pintu kamarnya terbuka menampilkan bi Sari yang menatapnya terkejut sedangkan Lea seperti mannequin challenge, lalu ia segera menormalkan dirinya dan menatap bi Sari malu.
"Cie non, kenapa? Abis di kasih bunga ya sama cowok, Non?" ledek bi Sari, Lea langsung terdiam. Leo belum memberinya bunga, dan lelaki itu hanya menembaknya saja tidak memberinya bunga.
"Emang cowok suka ngasih bunga ya sama cewek, Bi?" tanya Lea seraya mengambil nampan makanan yang semula ada di tangan bi Sari kini berganti berada di tangannya.
"Ih dulu bibi sama suami bibi, waktu di tembak di kasih bunga, hari-hari juga di kasih bunga," katanya, Lea terdiam.
"Lea belum di kasih bunga," gumamnya. Bi Sari bingung.
"Lho terus tadi non Lea jingkrak-jingkrak kenapa?" Lea dengan cepat berdeham.
"Ada kecoa," jawabnya.
"Bibi mau apa lagi? Lea mau tutup pintunya," ucap Lea tanpa ekspresi. Bi Sari menyengir lalu menggeleng dan perlahan Lea menutup pintu kamarnya.
"Awas lo, Leo," gumam Lea kesal, kesal karna bi Sari memamerkan masa mudanya dulu cowoknya selalu memberi bunga sedangkan Lea di tembak hanya ucapan saja.
Ia segera memakan makanannya.
Keesokan harinya Lea bangun pagi, dan saat menuruni tangga seseorang sudah menunggunya, Lea menatap Leo yang tersenyum ke arahnya, Lea tersenyum singkat lalu melangkahkan kakinya menuju bi Sari.
"Bi, Papa sama Mama nggak ada?" tanya Lea.
"Kan keluar kota, Non." Lea teringat pesan yang dikirimkan Sarah, ibunya. Lalu ia menghela napasnya pelan.
"Ya udah, Lea berangkat ya, Bi." saat Lea hendak memeluk bi Sari, bi Sari yang menghindar membuat Lea terkejut.
"Kenapa, Bi?" tanya Lea kaget.
"Bibi kotor, Non. Nanti non Lea---" Lea langsung memeluk bi Sari.
"Sayang bi Sari. Lea berangkat sekolah dulu yaaa, muach!" Lea mencium pipi bi Sari lalu pergi ke ruang tamu sedangkan bi Sari terharu saat bi Sari sudah memperingati Lea untuk tidak memeluk bi Sari, tapi Lea tetap memeluknya bahkan menciumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Phantera LEO (SELESAI)
Teen FictionSudah di terbitkan oleh penerbit Cloudbookpublishing (FOLLOW SEBELUM BACA) TERSEDIA DI SELURUH TOKO BUKU INDONESIA (offline maupun online) Rank #1 badboy 6/4/20 Rank #2 romance 12/4/20 Rank #1 fiksi remaja 20/01/21 Panthera Leo adalah nama latin dar...