Lagi males nulis nih, semangatin dong, 7k komen biar semakin rajin up sehari sekalinya😘
Siap spam? Let's go!
Sudah beberapa hari ini Lea banyak di suruh oleh Sevanya dan Tere, dia belum sama sekali memberitahu tentang Vando pada Leo, entahlah Leo akhir-akhir ini sedang dalam pikiran kacau, Lea tidak mau menambah beban pikiran lelaki itu.
Sebenarnya yang sedang di hadapinya ini masalah yang sangat sepele, lagi pula Lea sudah tidak ada hubungan lagi dengan Vando. Tapi kenapa Lea takut? lea berdecih lalu melangkahkan kakinya menuju toilet seperti suruhan Sevanya. Demi apapun rasanya Lea ingin keluar dari semuanya, tapi permainan Sevanya luar biasa, bahkan Vando malah terus-terusan menelpon atau bahkan mengiriminya pesan dan lebih parahnya lelaki itu semakin gencar mendekatinya.
Padahal dulu dia cuma bahas masa lalu saja, tetapi sekarang Vando semakin nekad. Lea juga mulai merasa ada yang tidak beres pada Vando, apa yang sedang di rencanakan lelaki itu. Sesampainya di toilet sudah ada Sevanya dan Tere, Sintya sengaja di taruh di depan toilet karna takut ada orang yang datang.
Lea berdecih melihat Sintya lalu dengan berani langsung menghadap Tere dan Sevanya.
Lea di tampar Sevanya membuat matanya membulat.
"Lo apa-apaan sih?!" Lea berkalut.
"Lo yang apa-apaan?! Gue udah muak liat lo yang sok berani itu," ujar Sevanya. Lea benar-benar tidak peduli dengan itu. Ia masih menatap Sevanya dan Tere dengan berani.
"Gue minta sama lo, jauhin Leo. Gue dan Tere nggak bakal gangguin lo lagi." Lea tersenyum tipis.
"Lo nyuruh gue jauhin Leo?"
"Iya."
"Dan selama ini gue nurut sama lo karna gue gamau sampe Leo marah. Kalo tau gini mending gue kasih tau sekalian tentang Vando ke Leo. Kalo Leo benci gue ujung-ujungnya sama aja kan? Akhirnya gue juga di jauhin tapi setidaknya gue langsung jujur sama dia." Lea hendak berbalik tangannya di tahan Tere.
"Sampe lo ngomong, gue nggak akan segan-segan buat lo menderita!" Lea menarik sudut bibirnya.
"Kok jadi lo yang ketakutan sih?" Lea tertawa kecil sedangkan Sevanya langsung menyahuti ucapan Lea barusan.
"Karna gue punya rahasia yang bakal gue sebar," ucap Sevanya. Lea tertawa.
"Soal apa? Gue nggak peduli. Sebar aja sesuka lo!" Belum sempat Lea keluar kamar mandi, ucapan Sevanya membuat Lea menghentikan langkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Phantera LEO (SELESAI)
Teen FictionSudah di terbitkan oleh penerbit Cloudbookpublishing (FOLLOW SEBELUM BACA) TERSEDIA DI SELURUH TOKO BUKU INDONESIA (offline maupun online) Rank #1 badboy 6/4/20 Rank #2 romance 12/4/20 Rank #1 fiksi remaja 20/01/21 Panthera Leo adalah nama latin dar...