52~Please Help Me Mother? ✔

2.4K 120 5
                                    

Hollla?

Oke langsng aja cuss .....

Happy reading
Don't forget vote and coment
.
.
.

setelah ia menolak lamaran Fian, Arlin berlari menjauhi kerumunan orang-orang. Jujur itu bukan jawaban dari hatinya namun, Arlin merasa jawaban yang tepat untuk sekarang  adalah menunda hal yang dirasakannya pasti Alfian dan para sahabatnya kecewa padanya. Jawaban Arlin tak sesuai dengan ekspetasi mereka walaupun Arlin dan Fian mempunyai rasa yang sama tapi jika belum waktunya maka itu akan tertunda dengan jalannya sendiri, arlin menarik napas lalu mengembuskannya, ia terus berlari menjauhi orang -orang hingga Arlin tak tahu akan pergi entah ke mana dan tanpa disadari butiran air mengalir di wajahnya.

Arlin menangis?

Ya, itu tangis kecemasan.
Tangis ke khawatiran dan tangis akan merasa tak berdaya.

Arlin membuang sepatu high hells, lalu mengambil ponsel miliknya.
Jari-jemarinya menekan sesuatu.

"Halo, Kak ... Kak Rangga...." Arlin berucap dengan tangis yang membasahi wajahnya.

"Arlin kamu di mana? Kita cariin kamu, kamu kenapa, Lin? " Rangga begitu cemas saat mendengar dari intan kalau Arlin pergi meninggalkan pesta.

"Kak, Arlin udah gak tahu lagi. Bantu Arlin, Kak, ...." Arlin tak dapat melanjutkan kata-katanya.

"Okay, kamu tenang, sekarang kamu sharelock lokasinya Kakak segera ke sana," ucap Rangga.

Arlin langsung mematikan sambungan ponselnya . lalu membagikan keberadaan lokasinya sekarang.

Arlin bangkit, ia tersenyum kecil.

"Gak! Gue gak boleh lemah kayak gini, Mama butuh gue sekarang apa kata dunia kalau leader BDG lemah? Nggak gue harus bangkit sekarang." Monolog Arlin, kemudian ia terus berlari entah ke mana.

♤♤♤
.
.

"Kak Rangga! Udah tahu Arlin di mana?" tanya Intan khawatir.

Rangga menggangguk.

"Intan, kumpulkan anggota DG, siapkan senjata dan selalu aktifkan lokasi!" perintah Rangga.

"Baik, Kak," ucap Intan dan mulai mempersiapkan semuanya.

"Alfaris!" panggil Rangga.

Faris menoleh lalu menghampiri Rangga.

"Maaf, karena adek gue acara lo harus bubar," ucap Rangga sesal.

Faris menggeleng lalu tersenyum.

"Nggak, ini bukan salah Arlin ataupun salah siapa-siapa ini emang udah takdir, gue gak sesali apa yang terjadi tapi gue harap ini gak terulang lagi," ucap Faris bijak.

Rangga tersenyum ia menepuk bahu milik Faris.

"Thank's Bro."

Berlian's Diamond Gangster (COMPLETED) (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang