~18 ledakan di area sekolah✔

3.8K 168 0
                                    

Malam yang sunyi di saat semua orang telah terlelap dalam dunia mimpinya.
Arlin masih belum bisa memejamkan matanya.
Ia teringat kejadian tadi sore sebelum acara makan malam.

Flashback on

Saat Intan dan Tiara berteriak jika  makan malam sudah siap.
Hp Arlin berdering tertera nama Romy.
Arlin mengangkat teleponnya dan menjawab panggilan itu.
Betapa kagetnya Arlin mendengar kabar buruk dari Romy yaitu bahwa BSB membuat ulah lagi. Setelah Arlin selesai berbicara pada Romy, hp-nya kembali berdering kali ini Paman Gerald yang menelponnya.
Arlin segera menggeser tanda hijau. Paman Gerald memberitahunya bahwa Paman Gerald akan ke Jerman untuk menjenguk Mamanya Arlin.
Mamanya Arlin sudah seperti kakak kedua Paman Gerald.

Jadi, Paman Gerald mencoba menjenguk Mamanya Arlin (tante Gina) . Karena saat ini depresi tante Gina kambuh lagi gara-gara ulah BSB.
Arlin hanya menganguk sambil menangis mendengar ucapan paman Gerald ditelpon.
Setelah Arlin mematikan sambungan telepon, ia mencoba  memperbaiki perasaannya,  ia tak ingin teman-temannya tahu karena jika mereka tahu, mereka juga akan ikut cemas dan panik.

Hingga saat acara makan malam selesai, ia langsung menuju kamarnya.
Ingin rasanya Arlin pergi mengikuti paman Gerald di Jerman, tapi ia harus mengurus masalah yang ada di sini dulu.
Perasannya kini sungguh tak tenang.

Flasback off
.

.
Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam, tapi Arlin belum juga tidur.
Arlin merasa haus, ia keluar dari kamarnya untuk mengambil minum.
Saat Arlin hendak kembali ke kamar, ia melihat pintu utama terbuka
Arlin berjalan menuju pintu utama itu." Siapa yang keluar malam-malam begini, apa maling yah," ucap Arlin dalam batinnya.

Saat ia mengintip di balik pintu, Arlin melihat Alfian dan Evan berdiri sambil berbicara sesuatu. Setelah Alfian dan Evan selesai bicara, Evan pamit pergi dan Alfian hanya menganguk.
Alfian berbalik hendak kembali ke kamarnya namun, Alfian terkejut ketika melihat Arlin bersandar di pintu dengan tatapan intimidasinya.
Dengan gugup dan gagap Alfian mencoba berbicara.
"Eh, Arlin ng-apain, belum tidur?" tanya Alfian

"Justru gue yang nanya kenapa lo keluar malam-malam begini,  terus kenapa Evan datang ke sini? Jawab pertanyaan gue dengan jujur?" tanya balik Arlin dengan tatapan menginterogasinya.

"Cuma ada sedikit urusan kok," ucap  Alfian tersenyum.

"Lo yakin?" tanya Arlin lagi.

"Hm..." Alfian hanya bergumam.

"Okay, kalau gitu gue akan nyuruh anggota gue buat cari tahu yang sebenarnya," ucap Arlin ketus.

"Huft...dasar, gue akan jelasin," ujar Alfian menghela napas.

"Buruan!" ucap Arlin ketus.

"Okay, pertama gue mau minta maaf karena gue sempat cari informasi tentang lo."

"Maksud lo apa?!" 

"Dengerin dulu yah, jadi Evan datang ke sini buat kasih laporan ke gue, BSB buat ulah lagi dan gue juga tahu kalau BSB buat depresi Mama lo kambuh lagi jadi gue udah urus semuanya," ucap alfian sambil menghela napas.
Arlin diam tak menanggapi ucapan Alfian.

"Gue harap lo bisa terbuka sama kita semua tentang masalah lo, gue mohon Lin, kita semua adalah keluarga."

"Gue tahu Al, tapi gue nggak mau jadi beban buat mereka biar semua masalah, gue yang tanggung," ucap Arlin dengan nada sendu.

Tiba-tiba dari belakang ada yang menyahut.
"Lin, please lo bukan beban untuk kita, masalah lo, masalah kita juga kita akan hadapi sama-sama Lin, percaya kata gue," ucap Intan dari belakang Arlin.

Berlian's Diamond Gangster (COMPLETED) (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang