~36 Sebuah Pilihan.✔

3.2K 160 10
                                    

Happy reading.
Voment selalu ditunggu.
Ily
.......

..

Tanpa mereka sadari ada seseorang di balik semak-semak yang sedang menyaksikan drama tersebut.
"Mari kita lihat drama bodoh ini, permainan akan semakin panas kematian siapa yang akan kita liat kali ini hahahaha." Tawa seseorang di balik semak-semak dengan tawa jahatnya.

...

Suasana begitu tegang, mereka melihat Arlin dengan memegang pisau tajam dan di hadapkan di tepat di wajah Rio.
Tidak ada yang bergerak, bahkan Romy dan Alfian hanya diam melihat itu semua, dan soal Intan. Intan pun ikut terdiam bahkan tak berkutik.

Keringat membasahi pelipis Rio, Rio dengan tegang dan perasaan gelisah hanya pasrah saat dirinya akan dibunuh oleh seseorang yang pernah ia sakiti.

Arlin menyeringai, ia memegang erat pisau itu dan mengangkatnya agak tinggi, seperti ingin menghunus seseorang.

"Lakukan Lin, LAKUKAN! Jika itu bisa membuatmu memaafkanku," ucap Rio sambil menatap Arlin.

Arlin tersenyum licik.

"Apa lo tahu, rasa sakit patah hati dan rasa sakit di hunus pisau? Jika lo tahu beritahu gue agar gue bisa berubah pikiran," ucap Arlin dengan senyum sinis.

"Rasa sakit seseorang itu berbeda-beda, tergantung hati dan perasaannya, dulu gue pernah mengalami rasa sakit hati, rasanya perih menyakitkan dan menyesakkan, mungkin rasa sakit saat dihunus pisau hanya sebuah kecelakaan fisik tanpa adanya kecelakaan batin," ucap Rio tulus.

"Hahahaha, jawaban lo sangat memuaskan, sepertinya lo akan berpindah profesi dari mafia ke Rio Teguh hahaha...," tawa Arlin.

"Yah, gue berbicara tulus dan itu jawaban dari hati gue," balas Rio.

"Sepertinya gue berubah pikiran untuk membunuh lo,"ujar Arlin sejenak.

Raut wajah Rio langsung berubah menjadi tenang, Romy dan Alfian  menghela lega dan Intan merasa sangat senang, entah karna cinta atau karna hal lain.

Sejenak kemudian Arlin melanjutkan kata-katanya .

"Tapi... itu jika Intan melarang gue untuk membunuh lo, hm...anggap saja seperti sebuah pilihan. Menyelamatkan orang yang disayangi atau menyakiti hati sahabatnya jadi, semuanya ada pada jawaban Intan," ucap Arlin melanjutkan kata-katanya dengan sebuah pilihan yang rumit.

Rio terkejut mendengar ucapan Arlin begitu pun dengan Intan, Intan merasa dilema saat ini.

"Arlin, itu adalah pilihan yang rumit, jangan membuat ini menjadi lebih buruk Lin," nasihat Alfian.

"Dek, gue mohon lo jangan seperti gini, walaupun gue cuma sebatas kakak angkat lo tapi gue nggak mau lo dapat masalah," ucap Romy yang kini sudah berbicara sangat lembut pada Arlin.

"Gue nggak akan membuat masalah yang akan membuat gue mendapatkan masalah lain, jika gue mulai bertindak maka hal itu udah gue pikirin baik-baik," ucap Arlin penuh teka-teki.
.

"Ya, gue tahu betul gimana Arlin, dia nggak kan bertindak ceroboh atau membuat masalah yang akan membuatnya susah tapi... apa maksudnya dengan memberikan gue sebuah pilihan yang rumit, bukankah ini akan menciptakan masalah?" batin Intan dalam diamnya.

Romy terdiam mendengar ucapan Arlin, Romy hanya pasrah dan percaya pada tindakan Arlin.

"Gue akan terima semua tindakan dan keputusan lo Lin," support Alfian sambil tersenyum.

"Gue nggak akan membuat kalian kecewa atau mendapat masalah," kata Arlin yakin.

Romy dan Alfian hanya mengangguk pasti dan yakin.

"Gimana Intan? Sudah dapat jawabannya, apa pilihan lo?" tanya Arlin sambil tersenyum sinis.

Intan bergeming, bibirnya kelu, pikirannya buntu dan ia sangat terlema pada pilihan itu. Tidak ada kah yang ingin membantunya?

"Berlian, lo tahu kan kalau itu adalah pilihan yang rumit, Intan nggak mungkin bisa menentukan pilihannya, kita berdua adalah orang yang sama-sama disayangi Intan, yah walaupun gue nggak tahu apakah perasaannya untukku masih atau tidak," ucap Rio sambil menoleh ke arah Intan.

"Semua pasti memiliki pilihan, jika dia memilih pilihan yang tepat maka semua pilihan yang menjadi pilihannya akan ia miliki semuanya," ucap Arlin tersenyum kali ini senyum -nya adalah senyum kepastian. 

"Ini seperti pilihan yang penuh teka-teki apa maksudnya?" batin Intan dengan menatap manik mata Arlin.

"Intan, gue rela jika lo memilih sahabat yang sangat lo sayangi, gue nggak mau membuat ini makin berantakan, tetapi satu hal yang lo harus tahu, gue beneran sayang sama lo, sampai kapan pun itu kebahagiaan lo adalah kebahagiaan gue juga," kata Rio tulus.

Deg ...

Perasaan Intan seakan ingin menangis mengeluh. Namun, itu hanya menambah bebannya saja.

Intan menarik napas panjang dan mengembuskankannya perlahan.

"Okay, ini emang pilihan yang sulit  gue sayang banget sama sahabat gue tapi gue nggak mau membuat orang mati hanya karna pilihan gue yang egois. Dan gue tahu semua risiko yang akan gue terima nantinya."

"Jadi pilihan lo apa?"




Berlian's Diamond Gangster (COMPLETED) (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang