59~Nikah?! ✔

3.1K 140 12
                                    

Happy reading.
Don't forget vote and coment.

Daya ingat kalian tuh masih kuat jadi ga usah pura-pura lupa untuk ga vote apalagi ga coment.
Kita tuh negara +62 jadi harus saling mendukung antara author dan readers oke?

Okay langsung baca aja ya ⬇⬇⬇

Bugh.....

Bugh....

Bugh....

Sudah 5 jam Arlin bermain dengan guling keras yang digantung. Lebih tepatnya Arlin sedang melampiaskan emosinya terhadap samsak yang di tinjunya.

Entah ada apa yang terjadi sehabis pulang dari taman Arlin langsung menuju tempat latihan bela diri mengganti pakaiannya dengan training. Padahal semenjak 5 bulan terakhir ini Arlin jarang sekali bahkan tidak pernah mengunjungi ruang latihan itu.
Hanya ketika ia hendak berkelahi dan melampiaskan perasaannya yang tak dapat ia pendam atau menjadi salah satu alternatif untuk meluapkan semua kekesalannya.

Intan, Tiara, dan Krystal yang sudah pulang dari mansion DG pun merasa aneh melihat tingkah Arlin yang tiba-tiba berada di ruang latihan. Kata Tante Gina sih, Arlin mungkin merasa kesal dengan perasaannya sendiri.
Itu hanya instinct seorang ibu, kebenarannya pun belum pasti diketahui.

"Arlin udah latihannya. Sekarang waktunya tidur," ucap Intan merasa Arlin terlalu memaksakan diri.

Arlin mengusap keringat yang sadari tadi mengucur di wajahnya.

Bugh...

Bugh...

Bugh...

Bugh..

"Lin lo kenapa sih? Ada yang ngajak berantam?" Kini Krystal menyahut.

Arlin tak mempedulikan perkataan sahabatnya ia tetap melanjutkan aksi tinju samsak itu.

"Udah malam gak baik latihan sampai selarut ini. Lo kalau ada masalah itu cerita jangan dilampiasin sama karung beras." Tiara berucap datar menatap Arlin.

Arlin menghentikan aksi tinjunya lalu balik menatap Tiara datar.

"Ini namanya samsak bukan karung beras," sarkas Arlin.

Tiara terkekeh lalu merangkul Arlin erat.

"Lo mau buat gue mati? Gak bisa napas nih," hardik Arlin.

"Sorry," ucap Tiara seraya melepas rangkulannya.

"Sini duduk dulu kita bicarakan baik-baik. Kita ini sahabat satu keluarga jadi apa pun masalahnya kita pasti saling bantu kasih solusi." Intan berujar bijak.

Arlin mendesah pasrah lalu ikut duduk di bangku kayu panjang yang terdapat di samping sudut ruangan.

"Kalian belum tidur? Arlin gara-gara kamu latihan selarut ini. Sahabat -sahabat kamu gak ikut tidur," omel Gina datang dari balik pintu.

"Mama! Ini masih jam 12 kok." Arlin berusaha membela dirinya sendiri.

"Mana ada orang latihan sampai jam 12 malam! Kamu kalau kayak gini persis seperti Papa kamu. Kalau ada masalah pasti ujung-ujungnya di lampiasin sama samsak," omel Gina.

Berlian's Diamond Gangster (COMPLETED) (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang