Happy reading.
Don't forget vote and coment.Makasih lho yah yang udah vote bahkan coment.
.
.
."Terima kasih atas kerja samanya. Semoga proyek ini berhasil." Arlin berdiri kemudian menjabat tangan Pak Artriz.
"Iya, saya senang berkerja sama dengan Nona. Walaupun masih muda ternyata sangat kompeten untuk perusahaan." Pak Artriz tersenyum ramah.
"Baiklah, kalau begitu mari kita sekalian makan siang bersama." Widya istri Artriz tersenyum senang mengajak untuk makan siang bersama.
"Sayang, Nona Ashley sibuk mungkin dia punya banyak jadwal hari ini," bisik Artriz pada istrinya. Tapi bisikan itu masih bisa didengar Arlin.
"Ini kemauan baby kita," ujar Widya menunduk.
Arlin terkejut ternyata Widya sedang mengandung dengan usianya yang sangat muda. Yah, karena body Widya yang langsing dan mungkin kandungannya baru 1-2 bulan makanya perut Widya tidak terlalu menonjol.
Arlin menggeleng pelan.
"Ah, tidak apa-apa. Kebetulan ini sudah masuk jam makan siang jadi tidak ada salahnya untuk kita makan siang bersama iya kan, pak Bram? Intan?"
"Haha ... iya betul," sahut Intan.
"Maaf Nona, Pak Artriz, saya tidak bisa ikut makan di sini saya sudah janji dengan keluarga saya untuk makan di rumah." Pak Bram tampak tersenyum masam.
"Tak apa Pak Bram saya memaklumi," ujar pak Artriz.
"Saya permisi Nona, Pak Artriz," pamit Pak Bram dan diangguki Arlin.
Tak lama setelah itu 3 pelayan datang dari belakang. Pelayan pertama membawa makanan pembuka. Lalu pelayan kedua membawa makanan utama dan pelayan ketiga membawa makanan penutup yang disajikan di atas meja.
"Selamat menikmati Nona Ashley, Nona Intan, ini semua makanan terfavorit di restaurant kami iyakan Mas?"
"Iya, silakan dinikmati."
Arlin dan intan menatap makanan yang disajikan itu dengan kagum makanan dengan sekelas orang berlevel tinggi dan sepertinya restaurant ini patut untuk diberi apresiasi.
Selesai makan siang Arlin dan Intan pamit untuk pulang.
"Pak Artriz, Widya, terima kasih atas jamuan makan siangnya sangat lezat. Saya dan Intan pamit untuk pulang," ujar Arlin tersenyum.
"Ya---" belum selesai Artriz berbicara bunyi dering handphonenya bergetar dalam saku celana.
"Permisi saya angkat telepon dulu." Artriz agak menjauh untuk mengangkat telepon.
"Lin, gue ke mobil duluan ya," bisik Intan.
Arlin mengangguk tanda sebagai jawaban iya.
"Hm, Widya saya duluan ke mobil ya," pamit Intan.
Widya tersenyum kemudian mengganguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berlian's Diamond Gangster (COMPLETED) (Proses Revisi)
Teen FictionGenre: Action and Romance 'Dunia gelap sudah menjadi identitas bagi seorang gadis dengan sifat iblis.' Sebuah Gangster terbesar yang memiliki niat untuk mengubah dunia. Semua sisi kehidupan akan mereka ungkap dalam sebuah cinta, keluarga dan persah...