08 - Tahun ajaran baru
"Vano jangan iseng ih!"
**
Tahun ajaran baru, dan sekolah baru (JHS).Fany menatap papan tulis didepannya dengan serius, tangannya tak berhenti menulis peraturan sekolah di tahun ajaran barunya.
"Ah ..." desahnya, dia menoleh kebelakang, mengambil selembar kertas kuning berisi label yang cukup banyak. Namun, tangannya dicekal oleh pria yang duduk di belakangnya.
"Fany, bilang-bilang dong kalo mau ambil apa-apa, udah kayak maling aja!" celetuk Vano, dia lalu menghempaskan tangan Fany dan kembali menulis, sedangkan Fany hanya menyengir untuk merespon teguran Vano.
Kring-kring!
Vano menghela napas lega, dia sedikit mengusak rambutnya dan kembali merapikannya kembali. Vano berdiri dan membereskan barang-barangnya yang berantakan di meja. Tentu saja itu semua karena Fany.
Setelah mejanya bersih dari alat tulis dan buku, Vano menghampiri meja Fany. Vano sedikit membungkuk dan memperhatikan tangan Fany yang sibuk menulis, "Lama banget sih kamu nulis gitu aja," ejek Vano dengan tatapan sombong.
"Mendingan aku, daripada kamu nulis cepet tapi gak tau deh tulisannya ke baca atau enggak," balas Fany balik mengejek.
Vano menegakkan kembali tubuhnya, dia mengusap dagunya dengan tangan kanan dan mengangguk-anggukan kepalanya, "Jadi ngeremehin tulisan Dokter Vano ya?"
Fany terkekeh mendengarnya, "Belum juga jadi dokter, Van!"
Vano mengacak rambut Fany dengan gemas saat mendengar balasan dari Fany.
"Ih, jangan di acak-acak!"
Tangan Vano berhenti sejenak, dia mengerutkan dahinya. Tak lama Vano kembali membungkuk, dia sekarang mengganggu Fany dengan menarik-narik pulpen Fany.
Fany menghempas napas kasar, "Vano ih! Jadi kecoret kan!" rengek Fany, dan kembali mengambil label.
Vano yang belum puas, terus saja menggangu Fany, sekarang dia mendorong-dorong lengan Fany dan kembali membuat Fany mencoret bukunya. Kali ini coretan itu cukup panjang.
Fany membulatkan matanya, dia berdiri dan memukul bahu Vano dengan kesal, "Vano jangan iseng ih!"
Vano hanya tertawa geli, sekarang Vano malah mendorong-dorong dan menarik meja Fany, sehingga Fany tidak bisa dengan tenang menulis dengan rapi.
Fany menggigit bibir dalamnya untuk meredam emosi, dia mengambil oksigen sebanyak-banyaknya dan membuang karbondioksida secara perlahan. Tangannya dia taruh di depan dada, seperti sikap orang yang sedang mencoba bersabar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Here [END]
RomanceCerita Vano - Fany [15+] ❝ Kenapa aku dilahirkan, if I'm not w a n t e d? ❞ ** Private acak, harap follow sebelum baca. ** SEQUEL DARI STORY 'AXELLA' ___________________________ Fanya Shaenetta Aracelly Faresta, keturunan keluarga Faresta yang bis...