tiga puluh tigaa.

848 45 10
                                    

33  - siapa sih?

"Sebenernya Aletta itu siapa sih!?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sebenernya Aletta itu siapa sih!?"

***

Satu bulan kemudian ...

Fany menatap langit yang mendung dari jendela di kelas. Dia menopang dagunya dengan tangan, menunggu pelajaran selesai sangat membosankan, padahal, Fany sudah paham materi apa yang diajarkan guru itu.

Fany menggaruk pipinya yang sedikit gatal, lalu merapikan rambutnya yang dikuncir satu. Dia melipat tangannya di meja lalu menjadikan tangannya itu sebagai bantalan pipinya.

Fany memperhatikannya Rosa yang melihat ke depan dengan serius. Fany terkekeh kecil melihat wajah Rosa yang seserius itu memperhatikan guru di depan.

"Saya Pak! Saya bisa menjelaskan itu kembali."

Fany mengangkat kepalanya, lalu menengok ke sumber suara, Fany berdecak kesal. Anak pindahan dari Paris itu sangat menyebalkan. Aletta, perempuan yang mengganggu pelukan Fany dan Vano di rumah sakit tempo lalu.

Fany melihat Aletta dengan sinis, perempuan itu juga yang sekarang semakin menempel dengan Vano. Memang,  belakangan ini Fany bisa menjauhi Vano karena Aletta.

Fany mengusap keningnya yang berkeringat, dia tersenyum simpul saat mendengar bel pulang berbunyi nyaring, Fany terkekeh sumbang melihat penjelasan dari Aletta tidak didengarkan.

Fany mulai merapikan buku-bukunya untuk pulang, lalu menoleh ke Rosa yang hanya diam menengok ke depan.

Fany menyenggol siku Rosa, "Ngapain lo ngelamun aja, udah pulang tau!" cibir Fany, mulai menggemblok tasnya dan berdiri.

"Itu tuh, gue kurang paham, jelasin ke gue dong!" sahut Rosa.

Fany menghembuskan napas kasar, "Nanti aja deh di chat gue kasih taunya, takutnya keburu u—" Fany menoleh ke jendela saat mendengar suara hujan yang langsung deras, "jan ... " lanjutnya, mencebikkan bibirnya kesal.

Fany memukul mejanya cukup keras, lalu memegang tali tasnya dan langsung berjalan cepat ke luar.

Fany membuang napas dalam, dia merogoh tasnya lalu mengambil payung warna merah muda dengan motif Cony dari karakter aplikasi Line.

Fany menekan payungnya, lalu terbukalah payungnya yang tak terlalu terlalu besar itu. Ditaksir, hanya cukup untuk satu orang. Fany memegang payungnya, lalu mulai berjalan ke luar dari koridor.

"Fany!"

Fany menoleh mendengar ada yang memanggilnya, satu alisnya terangkat dengan wajahnya yang datar, "Kenapa?" balas Fany dengan nada yang datar juga.

Vano tersenyum manis mendengar sahutan Fany, dia segera berlari menghampiri Fany lalu menumpang payung Fany, "Pulang bareng yuk!" ajak Vano dengan wajahnya yang ceria, Vano juga langsung memegang satu tangan Fany agar tidak terpeleset setelah berlari.

Stay Here [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang